Crispy

Di London Ditangkapi Polisi, di Jerman Polisi Semprot Pengunjuk Rasa Anti-Lockdown dengan Meriam Air

Orang-orang mulai bosan mengalami lockdown tanpa kepastian masa depan seperti apa yang menanti mereka. Di Jerman, dua kelompok pengunjuk rasa—yang pro dan anti-protokol Covid—bentrok.

Jerman—Kepolisian London merilis pernyataan pada Sabtu (20/3) bahwa mereka telah menangkap puluhan orang setelah ribuan orang berdemonstrasi di ibu kota Inggris itu untuk memprotes pembatasan lockdown akibat pandemi virus corona. Sementara di Jerman, polisi harus menembakkan meriam air kepada para pengunjuk rasa yang mulai brutal.

Dinas Kepolisian Metropolitan London mengatakan telah melakukan 33 penangkapan pada sore hari, sebagian besar karena melanggar protokol pandemi Covid-19 yang berjalan berbulan-bulan, yang melarang orang-orang meninggalkan rumah kecuali atas sejumlah alasan.

Ribuan orang Inggris berdemonstrasi anti-lockdown dan anti-vaksin di Hyde Park, Sabtu (20/3) lalu.

Beberapa ribu orang diperkirakan berkumpul untuk demonstrasi, yang dimulai pada jam makan siang hari Sabtu di Hyde Park, London. Setelah kerumunan berbaris melalui pusat kota London, sekelompok sekitar 100 orang kembali ke taman dan ada laporan tentang perkelahian dan rombongan yang melemparkan botol dan kaleng ke petugas. Inggris, bagaimanapun adalah rumah bagi para hooligans sepakbola.

“Petugas kami terus terlibat dengan orang-orang yang menghadiri protes yang sedang berlangsung di London Pusat,” kata pasukan itu sebelumnya, mencuit  di Twitter. “Mereka yang berkumpul di tengah orang banyak didorong untuk bubar dan pulang. Petugas akan mengambil tindakan penegakan hukum jika diperlukan. Ini bisa berupa pemberitahuan hukuman tetap, atau penangkapan.”

Langkah-langkah penguncian Covid-19 Inggris telah diberlakukan sejak awal Januari, ketika Inggris mengalami lonjakan tingkat infeksi, rawat inap, dan kematian.

Situasi telah membaik sejak saat itu, dan Perdana Menteri Boris Johnson bulan lalu menguraikan pelonggaran pembatasan secara bertahap, dengan perintah tinggal di rumah yang ketat akan berakhir akhir bulan ini.

Demonstrasi anti-penguncian yang berjumlah ratusan atau bahkan beberapa ribu orang telah terjadi secara teratur selama pandemi, seringkali mengakibatkan sejumlah kecil penangkapan.

Namun, tanggapan polisi terhadap protes hari Sabtu berada di bawah pengawasan khusus sehubungan dengan kemarahan atas penanganan Met untuk berjaga akhir pekan lalu untuk seorang wanita yang diduga diculik dan dibunuh oleh anggota dari pasukan yang sama.

Pada kesempatan itu, polisi bentrok dengan kerumunan yang didominasi perempuan dari beberapa ratus orang dan pengunjuk rasa yang ditahan secara fisik.

Sementara di Jerman, polisi menggunakan meriam air karena protes penguncian berubah menjadi kekerasan. Para pengunjuk rasa membawa plakat bertuliskan “Tidak ada kewajiban vaksinasi!”

Polisi mengerahkan meriam air dan semprotan merica setelah pertemuan sekitar 20.000 pengunjuk rasa menentang penguncian dan peraturan virus korona lainnya di Jerman, yang berubah menjadi kekerasan, dengan beberapa pengunjuk rasa melemparkan botol ke arah polisi.

Para pengunjuk rasa dari seluruh Jerman berkumpul di pusat kota Kassel untuk pawai, yang diorganisasi “Querdenker”(Lateral Thinkers), sebuah gerakan konspirasi online.

“Botol-botol dilempar dan ada upaya untuk menerobos penghalang,” kata polisi di Twitter.

Polisi mengatakan pengunjuk rasa tidak mematuhi instruksi yang mereka berikan untuk membantu memastikan keselamatan orang, termasuk dengan menolak memakai masker dan mematuhi pedoman jarak sosial.

Tak hanya dengan polsisi, para pengunjuk rasa juga menghadapi pengunjuk rasa lainnya yang mengenakan masker wajah, salah satunya mengangkat plakat bertuliskan “Vaksinasi!”.

Jerman telah berada di bulan keempat dalam penguncian dan upaya vaksinasi yang tertinggal dibandingkan dengan Inggris dan Amerika Serikat. Banyak orang, dari pemilik toko hingga calon wisatawan, semakin gelisah karena kurangnya jalan yang jelas untuk kembali ke kehidupan normal.

Para pemimpin nasional dan regional diharapkan untuk berkonsultasi pada hari Senin mengenai langkah selanjutnya dalam penguncian nasional. Tetapi dengan jumlah kasus yang meningkat tajam berkat penyebaran varian yang lebih menular, banyak politisi mengatakan terlalu dini untuk melonggarkan pembatasan. [AFP/Reuters/South China Morning Post]

Back to top button