Dokter Atheis Penabrak Pasar Natal Menulis Ancaman di Media Sosial, Arab Saudi Memperingatkan, Jerman Mengabaikan
- “Apa ada jalan keadilan tanpa membantai warga Jerman. Jika ada beri tahu saya,” demikain ancaman Si Dokter Atheis.
- Dewan Pusat Mantan Muslim di Jerman mengatakan mengenal Taleb al-Abdulmohsen karena sering meneror.
JERNIH — Pemerintah Jerman, Minggu 22 Desember, menghadapi pertanyaan mengapa mengabaikan peringatan Arab Saudi untuk mencegah dokter atheis Taleb al-Abdulmohsen menabrakan mobil ke kerumunan Pasar Natal yang menewaskan lima orang dan melukai 200.
Der Spiegel, mengutip sumber keamanan, memberitakan dinas rahasia Arab Saudi telah memperingatkan Badan Intelejen Jerman (BND) setahun lalu tentang tweet Taleb al-Abdulmohsen yang mengancam akan menebar teror.
Taleb al-Abdulmohsen adalah warga negara Arab Saudi yang berubah menjadi atheis dan menyebut diri aktivis anti-Islam. Ia membuat ancaman pembunuhan di media sosial terhadap warga Jerman dan memiliki riwayat bertengkar dengan otoritas negara.
Agustus 2023, al-Abdulmohsen menulis di media sosial; “Apakah ada jalan menuju keadilan di Jerman tanpa meledakan kedutaan Jerman atau membantai warganya secara acak? Jika ada yang tahu, tolong beritahu saya.”
Die Welt melaporkan, juga mengutip sumber keamanan, polisi negara bagian dan federal Jerman telah melakukan penilaian risiko terhadap al-Abdulmohsen tahun lalu. Kesimpulannya, sang dokter atheis tidak menimbulkan bahaya khusus.
Islamisasi Eropa
Ketika media Jerman sibuk menelusuri masa lalu al-Abdulmohsen, partai-partai sayap kanan dan kiri menyerang pemerintahan Kanselir Olaf Scholz. Di sisi lain, penyidik belum banyak mengungkap motif al-Abdulmohsen menabrakan mobil ke kerumunan Pasar Natal.
Bernd Baumann, dari partai sayap kanan AfD, menuntut Scholz mengadakan sesi khusus Bundestag mengenai situasi keamanan yang menyedihkan. Menurut Baumann, Jerman berutang kepada para korban.
Baumann lupa, al-Abdulmohsen adalah simpatisan garis keras partai sayap kanan AfD yang anti-Islam.
Sahra Wagenknecht, pemimpin partai sayap kiri, menuntut Mendagri Nancy Faeser menjelaskan mengapa begitu banyak petunjuk dan peringatan diabaikan.
Yang juga tidak diketahui adalah apakah sejak 2006, atau sejak kali pertama masuk Jerman, al-Abdulmohsen diawasi dan dipantau.
Setelah 2016, atau sejak mendapatkan status perlindungan, al-Abdulmohsen membantu wanita Arab dari negara-negara Teluk — yang menghadapi hukum Syariah karena berzinah — melarikan diri ke Eropal.
Ia juga kerap mengkritik aliran migran Muslim dari wilayah konflik. Ia terpapar teori konspirasi tentang rencana Islamisasi Eropa.
Semua itu membuatnya berurusan dengan hukum di Rostock tahun 2013, karena mengganggu kedamaian publik dengan mengancam akan melakukan kejahatan. Tahun ini dia menyalahgunakan panggilan darurat setelah berdebat dengan polisi.
Mina Ahadi, ketua kelompok Dewan Pusat Mantan Muslim, mengatakan; “al-Abdulmohsen tidak asing bagi kami karena dia meneror kami selama bertahun-tahun.”