Dua Lokasi Kuburan Massal Ditemukan, Empat Gereja di Kanada Dibakar
- Sejak 1870-an Kanada membuka sekolah untuk mengasimilasi suku-suku First Nation.
- Anak-anak suku dikeluarkan dari rumah keluarga dan ditampung di 140 sekolah yang sebagian dikelola Gereja Katolik.
- Proyek itu berlangsung sampai 1990-an.
- Tahun 2008, Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi mengatakan proyek asimilasi itu dapat digambarkans sebagai genosida budaya.
JERNIH — Empat gereja Katolik di British Columbia, Kanada, dibakar menyusul penemuan kuburan massal di dua sekolah asrama untuk anak-anak First Nation.
First Nations adalah sebutan untuk suku asli di Kanada. Di AS, suku asli disebut Indian. Di Kanada, suku asli menyebut diri Bangsa Pertama, untuk membedakannya dengan bangsa pendatang dari Eropa.
Russia Today memberitakan pembakaran dua gereja terakhir dilaporkan Sabtu pekan lalu. Kedua gereja adalah Lady of Lourdes Church di Chopaka dan St Ann Church di Hedley.
Sebelumnya, Senin pekan lalu kebakaran memusnahkan Gereja St Gregorius di Osoyoos dan Gereja Hati Kudus di wilayah Penticton Indian Band.
Dua gereja terakhir yang tampaknya dibakar terbuat dari kayu dan berusia seratus tahun. Gereja berfungsi sebagai tempat pertemuan umat Katolik dari dua suku First Nation dan masyarakat sekitar.
“Ini bukan keadilan atas apa yang terjadi pada rakyat kita,” kata Rose Holmes dari Hedley dan seorang anggota suku dalam pernyataan kepada situs berita lokal Castanet. “Ini kebodohan oleh beberapa individu.”
Keith Crow, kepala Lower Similkameen Indian Band, mengatakan kepada CBC bahwa dia menerima telepon yang memberi tahu gereja Chopaka terbakar sekitar pukul 04:00 pagi pada Sabtu. Crow tiba di lokasi setengah jam kemudian dan menemukan gereja telah jadi abu.
“Saya marah,” kata Crow. “Saya tidak melihat ada hal positif atas pembakaran ini.”
Menurut Crow, gereja bukan terbakar tapi dibakar. Royal Canadian Mounted Police masih menyelidiki kemungkinan pembakaran itu, tapi sejauh ini belum ada penangkapan.
“Saat kami memahami kesedihan dan kemarahan di seluruh wilayah Indian atas penemuan kuburan tak bertanda di sekolah-sekolah perubahan di British Columbia dan Saskatchewan, ada dukungan untuk mengatasi emosi dengan cara tidak menyebuhkan,” kata Dewan Loser Similkameen dalam pernyataan yang dikeluarkan setelah pembakaran dua gereja terakhir.
Pemimpin Osoyoos dan Penticton juga mengutuk penghancuran gereja-gereja di wilayah mereka.
Para pemimpin suku khawatir beberapa anggota komunitas kemungkinan dilanda kemarahan atas penemuan kuburan massal di dua lokasi di Kanada dalam sebulan terakhir.
Pekan lalu, 751 kuburan tak bertanda ditemukan di lokasi bekas sekolah permukiman di Marieval, Saskatchewan. Sebanyak 251 kuburan lainnya ditemukan di Kamloops.
Gereja Katolik Roma mengoperasikan banyak dari 140 sekolah asrama yang didirikan pemerintah Kanada sejak 1870-an, untuk memperadabkan, dan mengasimilasi, suku-suku First Nation.
Caranya, mengeluakan anak-anak masyarakat First Nation dari rumah keluarga mereka dan menampungnya dalam sekolah asrama. Beberapa sekolah beroperasi sampai 1990-an.
Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi Kanada, yang dibentuk untuk menyelidiki sekolah-sekolah itu, tahun 2008 menyimpulkan sistem dan kebijakan asimilasi dapat digambarkan sebagai genosida budaya.