Dua Persen Kekayaan Elon Musk Cukup Atasi Kelaparan Ekstrem 42 Juta Orang
- 42 juta orang menghadapi kelaparan ekstrem.
- Butuh enam miliar dolar AS untuk mengatasi penderitaan mereka.
- Saatnya Elon Musk memberikan dua persen kekayaannya.
JERNIH — David Beasley, direktur Program Pangan Dunia (WFP) PBB, mengatakan dua persen kekayaan Elon Musk lebih dari cukup untuk mengatasi kelaparan ekstrem 42 juta orang penduduk dunia.
“Enam miliar dolar AS bisa membantuk 42 juta orang yang akan mati kelaparan jika kami tidak menjangkau mereka,” kata Beasley kepada Becky Anderson dari CNN the World.
Menurut Bloomberg, kekayaan CEO Tesla Elon Musk hampir 289 miliar dolar AS, atau Rp 4.088 ribu triliun. Enam miliar dolar AS, atau Rp 84,8 triliun, adalah enam persen dari kekayaan Musk.
Menurut Institute for Policy Studies dan American for Tax Fairness, total kekayaan miliarder AS mencapai 5,04 triliun dolar AS pada Oktober 2021, atau naik dua kali lipat selama pandemi.
Di belahan dunia lain terjadi ‘badai sempurna’ berbagai krisis; perubahan iklim dan pandemi Covid-19. Itu artinya banyak negara berteriak karena rakyanya kelaparan.
“Setengah dari 22,8 juta penduduk Afghanistan, misalnya, kini menghadapi kelaparan akut,” kata Beasley. “Pengangguran merajalela dan krisis likuiditas membuat Afghanistan tertatih-tatih dan di ambang krisis kemanusiaan. Sebanyak 3,2 juta anak di bawah usia lima tahun berisiko.”
Laporan terbaru dari pemerintah AS menyebutkan efek perubahan iklim akan meluas, dan menimbulkan masalah bagi setiap pemerintah. Salah satunya mendorong migrasi.
Ini kali pertama AS mengakui secara resmi hubungan antara perubahan iklim dan migrasi. Padahal, WFP telah memperingatkan tentang gelombang gerakan ini di masa lalu, khususnya migrasi dari wilayah koridor kering Amerika Tengah.
Koridor Kering Amerika Tengah meliputi Guatemala, Honduras, El Salvador, dan Nikaragua. “Kami memberi makan banyak orang di sana,” kata Beasly.
Di Ethiopia, 5,2 juta orang di Tigray sangat membutuhkan makanan. PM Ethiopia Abiy Ahmed tidak memberi mereka makan, proyektil peluru untuk menghabisi Front Pembebasan Rakyat Tigray (TPLF).
Penduduk Tigray menghadapi dua kemungkinan; tewas kelaparan atau terbunuh. Pilihan untuk menghidari keduanya adalah mengungsi.