Ekstremis Yahudi Serang Situs Suci dan Umat Kristen di Yerusalem Timur, Pemerintah Israel Tutup Mata
- Serangan tidak hanya dilakukan pemukim Yahudi, tapi juga polisi.
- Polisi hanya menempatkan ekstremis Yahudi penyerang dalam tahanan rumah.
JERNIH — Munib Younan, Uskup Emeritus Gereja Lutheran Evangelis, mengatakan terjadi peningkatan serangan ekstremis Yahudi terhadap situs suci dan umat Kristen di YerusalemTimur. Pemerintah Israel tutup mata.
“Kalau pelakunya tidak dimintai pertanggung-jawaban, ekstremis Yahudi akan terus melancarkan serangan,” kata Uskup Younan kepada Anadolu Agency. “Jika satu saja pelaku dihukum, akan terjadi efek jera.”
Minggu 4 Februari polisi Israel menangkap dua pemukim Yahudi yang meludahi pendeta Kristen di Yerusalem Timur. Sebuah video yang diterbitkan media Israel menunjukan dua ekstremis Yahudi mengutuk seorang kepala biara Kristen di kota tua Yerusalem.
Polisi Israel mengatakan dua orang Yahudi itu ditempatkan dalam tahanan rumah, menunggu penyelidikan. Namun, menurut Uskup Younan, penahanan rumah bukan tindakan pencegahan.
“Polisi juga tidak bereaksi ketika terjadi serangan terhadap pendeta Kristen,” kata Younan. “Serangan yang terus berlanjut merupakan indikasi adanya hasutan di sekolah-sekolah agama Yahudi.”
Dalam beberapa tahun terakhir, terjadi peningkatan serangan Israel terhadap pendeta Kristen di Yerusalem. Serangan tidak hanya dilakukan pemukim tapi juga polisi.
Pemukim ekstremis menyerang rahib Kristen; verbal dan meludah. Polisi menyerang secara fisik.
Insiden ini terjadi ketika ketegangan di Tepi Barat, dan Israel tak melancarkan perang genosida paling brutal di Jalur Gaza.