Elon Musk Serukan Penghentian Pengembangan Kecerdasan Buatan
- Goldman Sachs merilis laporan yang memperkirakan 300 juta pekerjaan penuh waktu akan terpapar AI.
- Korsel membuktikan bagaimana teknologi AI hanya butuh tiga menit untuk mendeteksi, memantau, dan menghapus konten porno.
JERNIH — CEO Twitter Elon Musk dan salah satu pendiri Apple Inc Steve Wozniak menandatangani surat terbuka yang meminta laboratorium kecerdasan buatan (AI) menghentikan pengembangan setidaknya selama enam bulan.
Dalam surat yang diterbitkan di situs web The Future of Life Institute, Musk dan Wozniak memperingatkan sistem kecerdasan buatan menimbulkan risiko bagi masyarakat dan kemanusiaan, dan mendesak semua perusahaan mengerem pengembangan teknologi itu.
Menurut keduanya, laboratorium AI terkunci dalam perlombaan di luar kendali untuk mengembangkan dan menyebaran pikiran digital yang lebih kuat, yang tidak seorang pun — bahkan yang menciptakannya — dapat memahami, memprediksi, dan memiliki kontrol yang andal.
Mereka menyeru jeda pelatihan sistem AI apa pun yang lebih kuat dari GPT-4, model bahasa besar (LLM) terbaru OpenAI untuk mendukung chatbot ChatGPT yang saat ini populer.
Surat itu keluar setelah Goldman Sachs merilis laporan yang memperkirakan 300 juta pekerjaan penuh waktu akan terpapar AI generatif secara global. Di Korsel, teknologi AI yang digunakan untuk mendeteksi, memantau, dan menghapus, konten porno menjadikan manusia tak berguna lagi.
Sistem AI mampu mendeteksi, memantau, dan menghapus konten porno dalam tiga menit. Manusia butuh dua jam untuk melakukannya.
Ledakan minat pada AI, yang diantar oleh ChatGPT dan DALL-E memunculkan banyak pertanyaan tentang etika dan dampak alat canggih baru ini. Bahkan Sam Altman, CEO pencipta Open AI ChatGPT, mengatakan dunia mungkin tidak jauh dari alat AI yang berpotensi menakutkan.
Menanggapi peringatan itu, beberapa pakar AI mengatakan kepada Euronews Next bahwa alih-alih ada aplikasi menakutkan di sekitar kita, sebenarnya kita saat ini hidup dalam hadiah distopik berkat proliferasi AI.
Saray Myers West, direktur pelaksana AI Now Institute, mengatakan hari ini dalam banyak hal kita sudah berada di era menakutkan teknologi AI. Sistem AI memperburuk pola ketidaksetaraan yang sudah berlangsung lama, terutama di bidang seperti lamaran kerja dan pendidikan.
Surat terbuka itu kini tidak hanya ditandatangani Musk dan Wozniak tapi 1.123. Salah satu penandatangan adalah Yuval Noah Harari, pemenang hadiah Turing Yoshua Bengio.
Mereka yakin AI dapat mengubah lintasan kehidupan di Bumi secara lebih mendalam. Artinya, AI harus direncanakan dan dikelola dengan perawatan dan sumber daya sepadan.
Peringatan bahwa mesin dapat membanjiri saluran informasi kita dengan propaganda, atau menghilangkan semua pekerjaan, membuat manusia jadi mahluk usang, membuat kita bertanya; “Haruskah manusia mengambil risiko kehilangan kendali atas peradaban.”
Pengembang AI juga harus bekerja dengan pembuat kebijakan untuk secara dramatis mempercepat pegnembangan sistem tata kelola AI yang kuat.