Crispy

Erdogan Gelar Vaksinasi Covid-19, Sebagian Warga Turki Lebih Suka Disengat Lebah

  • Survei di Cina menunjukan 5.155 peternak lebih tak terjangkit Covid-19.
  • Sebanyak 112 pasien Covid-19 yang dirawat sengat lebah dinyatakan sembuh.
  • Di Turki, penduduk Malatya lebih suka disengat lebah untuk melindungi diri dari Covid-19.

JERNIH — Penduduk Malatya, sebuah kota di Turki, membiarkan diri disengat lebah dengan keyakinan itulah cara terhindar dari infeksi Covid-19.

Yenicag Gazetesi, surat kabar lokal, memberitakan orang-orang datang ke kediaman Cahit Aslan — peternak lebih berusia 52 tahun — untuk mendapat sengatan lebah madu.

“Saya tidak keberatan mereka datang, dan mendapat sengatan lebah,” kata Aslan.

Aslan beternak lebah delapan tahun terakhir. Ia secara berkala menerima sengatan lebah, dan itu dijalani lima tahun terakhir.

Menurutnya, lebah madu menghentikan rasa sakit di lutut, lengan, dan bahu. Ia menceritakan pengalamannya menyembuhkan penyakit dengan sengatan lebah kepada banyak orang.

“Orang-orang di sekitar saya bertanya apakah sengatan lebih bisa melindungi tubuh dari serangan virus korona,” kata Aslan. “Saya katakan sengatan lebih baik untuk membangun kekebalan tubuh.”

Sejak saat itu, menurut Aslan, orang-orang datang kepadanya meminta disengat lebah. Cerita ini menyebar, dan membuat orang dari luar Malatya berdatangan.

“Beberapa orang mungkin alergi terhadap sengatan lebih dan menghindar,” kata Aslan.

Jadi, sengatan lebih belum tentu baik untuk semua orang. Hanya mereka yang tidak punya alergi dan tahan sakit, sengatan lebih cukup berguna.

Aslan tidak memungut biaya kepada orang-orang yang ingin disengat lebah. Terlepas benar atau tidak racun sengat lebah melindungi tubuh dari virus korona, para pakar menyarankan praktek ini dihentikan.

Alasannya, tidak ada bukti ilmiah yang mendukung teori sengat lebih menghindari orang dari infeksi Covid-19. Sengatan lebah juga dapat menyebabkan kematian.

Namun sebuah survei yang dipublikasikan situs ncbi.nlm.nih.gov memperlihatkan sebaliknya. Sejumlah peneliti di Cina melakukan survei terhadap 5.115 peternak lebah di Propinsi Hubei, termasuk 723 di Wuhan, serta merawat 121 pasien dengan terapi racuh lebah.

Survei dilakukan pada 23 Februari hingga 8 Maret 2020. Hasilnya, tidak satu pun peternak lebih terjangkit Covid-19, dan 121 pasien sembuh.

Hipotesis awal menyebutkan racuh lebih dapat memiliki efek pencegahan. Namun perlu riset lanjutan untuk menguatkan hipotesis ini dengan percobaan pada monyet.

Tidak ada kabar lagi apakah percobaan pada monyet dilakukan, dan bagimana hasilnya. Mungkin Cina, dan juga dunia, terbawa euphoria vaksin yang bernilai triliunan dolar.

Jika racun lebah terbukti mampu mencegah Covid-19, vaksin nggak laku.

Back to top button