Crispy

Fesyen K-pop Tanpa Celana Bikin Korea Sibuk Berdebat Soal Kecabulan

  • Fesyen tanpa celana terlanjur telah diikuti banyak selebriti dunia.
  • Yang dikhawatirkan adalah fesyen ini diikuti jutaan remaja Korea.

JERNIH — K-pop bukan sekedar industri musik dan sekelompok orang joget-joget, tapi juga pionir di bidang fesyen. Artis K-pop muncul dengan gaya berani terkadang menabrak tradisi.

Kini, K-pop muncul lagi dengan gaya tanpa celana. Lebih jelasnya, individu mengenakan celana pendek mikro, atau hanya celana dalam ketat. Yang terjadi adalah kontroversi, perdebatan tentang kecabulan.

Penyanyi yang menjadi garda depan tren panas ini adalah Huh Yun-jin, anggota girl band LE SSERAFIRM. Perempuan berusia 22 tahun itu menarik perhatian setelah hanya mengenakan celana dalam abu-abu dan celana ketat hitam, plus jaket puffer merah muda, dalam teaser untuk EP grup mendatang ‘Easy’ yang diluncurkan di YouTube, 26 Januari.

(G)I-DLE juga menjadi berita utama karena membuat pilihan pakaian serupa, dengan keempat anggotanya mengenakan bodysuit tanpa celana, dalam video musik rilisan terbaru ‘Super Lady’ yang dirilis 29 Januari.

SISTAR19, sub unit girl group SISTAR yang sekarang tidak ada lagi, dan Lisa BLACKPINK juga menampilkan busana tanpa celana. Sejak saat itu, cara berpakaian seperti ini populer di seluruh dunia.

Di AS, Taylor Swift dan Kendall Jenner dikenal sebagai pionir tren ini.

Namun tampil tanpa celana bukannya tidak menimbulkan kontroversi, terutama di dunia K-pop, yang sebagian besar penggemarnya adalah remaja.

Korea Times menulis kekhawatiran muncul akan potensi penggemar muda meniru gaya ini membabi buta. Beberapa kritikus berpendapat tren ini mewakili komersialisasi seksualitas yang menyamar sebagai inovasi mode.

“Bagaimana jika pelajar muda mengikuti tren in?” tanya seorang pengguna Internet. “Mereka lebih sensitif dari yang kita kira.” Yang lain menulis; “Bagi saya, ini tampak seperti perilaku eksibisionis yang mencari perhatian orang.”

Kim Hyo-jung, instruktur di Departemen Industri Mode Universitas Wanita Ehwa, percaya reaksi negatif yang menganggap gaya tanpa celana sebagai terlalu berani dan dapat dimengerti.

“Ini cukup terbuka, dan tidak banyak orang bisa tampil berani seperti itu,” kata Kim kepada Korea Times. “Dari sudut pandang filosofis dan budaya, fesyen adalah alat ekspresi diri yang membantu orang menampilkan kepribadian dan ide secara terbuka. Tampilan tanpa celana melambangkan kepercayaan diri dan pemberdayaan perempuan.”

Menurut Kim, tren tanpa celana di mode modern memiliki semangat kebebasan yang sama dengan rok mini tahun 1960-an, yang masing-masing melambangkan perubahan budaya signifikan di era masing-masing.

“Era penindasan ekstrem terhadap hak-hak perempuan telah berlalu. Menurut saya, pakaian tanpa celana lebih berkaitan dengan kepercayaan diri dibanding kebebasan,” kata Kim. “Pesannya adalah perempuan saat ini percaya diri dan berdaya untuk mengenakan pakaian yang mengingatkan pada pakaian dalam tanpa takut dihakimi masyarakat.”

Sejarah gaya tanpa celana dapat ditelusuri ke tahun 1950-an, ketika penari mengenakan pakaian dansa ketat seperti pakaian triko untuk menonjolkan bentuk dan lekuk tubuh mereka. Sekitar 30 taun kemudian, tampilan aerobik mendapatkan popularitas karena kgemaran olahraga aerobik, yang menyebabkan lonjakan popularitas pakaian dan legging berpendar.

Gaya ini berkembang selama bertahun-tahun dan muncul kembali di koleksi rumah mode tahun 2023, lalu berkembang melampaui runway, membuat kehadirannya terasa di karpet merah dan jalanan perkotaan.

“Tampaknya, tampilan celana olahraga yang nyaman menjadi populer sebelum dan selama pandemi Covid-19. Beberapa orang dalam industri berspekulasi bahwa kita akan segera menyaksikan kebangkitan pakaian lebih ketat seperti skinny jeans, ujar Kim. “Namun, tampaknya tampilan tanpa celana mengambil alih.”

Menurut Kim, perlu beberapa waktu gaya ini diterima secara luas dan diintegrasikan ke dalam mode arus utama agar menjadi lebih inklusif. “Saat ini, gaya fesyen ini diperuntukan segelintir orang,” kata Kim. “Jika berkembang, sebagaimana bra diintegrasikan ke dalam pakaian olahraga untuk mendapatkan tampilan athlesiure, akan banyak orang yang tertarik.”

Back to top button