CrispyDesportare

Ghana Terkenang Laga Perempat Final Piala Dunia 2010, Luiz Suarez Menolak Minta Maaf

  • Diego Alonso, pelatih Uruguay, mengatakan ada yang harus dipertaruhkan dibanding sekedar balas dendam.
  • Fans Ghana dipastikan akan melampiaskan kejengkelan 12 tahun lalu dan berteriak-teriak.

JERNIH — Ghana masih belum lupa bagaimana disingkirkan Uruguay di perempat final Piala Dunia 2010 Afrika Selatan, dan ingin menghapus kenangan buruk itu dalam laga harus terakhir Grup H, Jumat 2 Desember.

Di kubu Uruguay, Luis Suarez menolak minta maaf atas handball terkenal yang menggagalkan gol Ghana. “Saya menggagalkan gol itu, tapi Ghana punya peluang mencetak gol lewat penalti,” ujar Suarez. “Kenapa pula pemain Ghana gagal mengeksekusi penalti.”

Laga Uruguay-Ghana di perempat final Piala Dunia 2010 adalah salah satu pertandingan menarik. Kedua tim saling serang dan punya peluang mencetak gol.

Dalam satu serangan, Dominic Adiyah bebas menanduk bola. Luis Suarez menggagalkan bola memasuki gawang dengan tangannya.

Suarez diganjar kartu merah, dan Ghana diberi hadiah penalti. Asamoah Gyan, bintang Ghana saat itu, gagal mengeksekusi penalti. Laga dilanjutkan dengan adu penalti dan Uruguay memenangkannya untuk lolos ke semifinal.

Di Montevideo, ibu kota Uruguay, Suarez dianggap pahlawan. Ghana menangis karena gagal menjadi negara Afrika pertama yang mencapai semifinal Piala Dunia.

“Saya tidak menyesal melakukan itu,” kata Suarez saat ditanya wartawan di tengah persiapan menghadapi Ghana dalam laga terakhir Grup H Piala Dunia 2022 Qatar. “Kalau saya menjegal atau melukai pemain, dan diganjar kartu merah, mungkin saya akan minta maaf.”

Lebih tidak bersalah lagi, Suarez tidak menjadi penendang dalam adu penalti. Ia juga mengabaikan kemarahan fans Ghana yang akan dilampiaskan dalam laga terakhir Grup H.

“Itu laga di masa lalu, dan tidak masuk akal berbicara tentang balas dendam,” katanya. “Fans Ghana yang bicara balas dendam mungkin menyaksikan laga dua belas tahun lalu saat mereka berusia delapan tahun. Lagi pula mereka hanya melihat di televisi.”

Diego Alonso, pelatih Uruguay, mengatakan ada lebih banyak yang dipertaruhkan dibanding sekedar balas dendam. Ghana dan Uruguay harus memenangkan laga jika tidak ingin tersingkir.

“Saya tidak tahu pendekatan Ghana, balas dendam atau tidak,” kata Alonso. “Bagi kami ini pertandingan menentukan. Itulah yang penting bagi kami.”

Back to top button