Crispy

Gubernur Anies Donor Plasma Darah Konvasalen, Bagaimana Terapi Ini Bekerja?

  • Diharapkan antibody dari pasien yang sudah sembuh bekerja sebagai imunisasi pasif bagi pasien tersebut.

JERNIH – Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebagai penyintas COVID-19 telah mendonorkan plasma darah bagi penyembuhan pasien positif virus corona. Bagaimana sebenarnya teknik pengobatan plasma darah konvasalen bekerja?

“Saya mengajak para penyintas Covid-19 untuk mendonorkan plasma darahnya demi membantu teman teman kita yang masih berjuang dengan gejala yang berat dan kritis. Terapi Plasma darah konvasalen ini merupakan terapi yang efektif untuk mempercepat kesembuhan pasien positif Covid-19,” ujar Anies usai mendonorkan plasma darahnya di Markas PMI DKI Jakarta, kemarin.

Anies menambahkan bahwa donor plasma darah tidak sakit dan seperti donor darah biasa. Hanya saja, prosesnya memerlukan waktu agak lama. Donor plasma darah membutuhkan waktu sampai 30 menit lebih. “Memang lebih lama kalau donor biasa 15 menit selesai, kalau ini 30 menit,” ungkapnya.

Terapi plasma konvalesen menjadi harapan bagi pengobatan pasien Covid-19. Diharapkan antibody dari pasien yang sudah sembuh bekerja sebagai imunisasi pasif bagi pasien tersebut. Saat ini terapi tersebut sudah bisa diakses masyarakat melalui Palang Merah Indonesia (PMI). PMI juga membuka kesempatan bagi masyarakat yang ingin menjadi donor.

Syarat pendonor adalah diutamakan laki-laki, dan bagi wanita belum pernah hamil dan juga belum memiliki anak. Untuk penyintas Covid-19 yang akan mendonorkan plasmanya, perlu menunjukkan test swab PCR negatif, bebas gejala Covid-19 selama 14 hari setelah dirawat di rumah sakit atau isolasi mandiri.

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito mengatakan, merujuk hasil penelitian terkini bahwa terapi ini dapat mencegah perkembangan gejala yang lebih parah. “Terapi plasma konvalesen adalah penggunaan plasma darah yang mengandung antibodi dari orang-orang yang telah sembuh dari Covid-19, sebagai pengobatan pasien Covid-19,” jelasnya.

Penelitian yang dilakukan Libster dkk terkait terapi ini terhadap sejumlah pasien Covid-19 berusia di atas 65 tahun di Argentina menunjukkan hasil yang baik.

Penelitian ini menyatakan pasien yang diberikan plasma konvalesen dengan titer antibodi Sars Cov-2 yang tinggi dalam kurun waktu 72 jam setelah munculnya gejala ringan. Hasilnya menunjukkan adanya penurunan risiko untuk mengalami gangguan pernapasan berat atau severe respiratory disease yang merupakan salah satu penyebab kematian tersering Covid-19.  [*]

Back to top button