Hadapi Rusia, Pemerintah Ukraina Minta Bantuan Senjata ke Amerika
“Kami membutuhkan sebanyak mungkin senjata Stinger (anti-pesawat) dan anti-tank”
WASHINGTON – Menteri Pertahanan Ukraina, Alexey Reznikov, mengajukan permohonan kepada Kongres Amerika Serikat untuk mengirim rudal anti-pesawat dan anti-tank ke negaranya yang terkepung melalui Polandia, untuk membantu mengatasi serangan militer Rusia.
“Kami membutuhkan sebanyak mungkin senjata Stinger (anti-pesawat) dan anti-tank,” kata Reznikov, diunggah The Associated Press, Jumat (25/2).
“Untuk menyediakan pengadaan peralatan yang andal, AS dapat mengirimkannya ke Polandia. Dari sana kami akan mengangkut melintasi daratan, dan dengan cepat memenuhi pertahanan kami,” lanjut dia.
Pernyataan Reznikov dikeluarkan setelah beberapa jam militer Rusia meluncurkan invasi skala penuh ke Ukraina. Dimana para militer meluncurkan serangan udara ke kota-kota dan pangkalan militer milik Ukraina.
Baca Juga: Ukraina Diserang Rusia, Dubes Ukraina Minta Indonesia Bersuara
Menurut Reznikov, pertarungan antara Ukraina dengan Rusia merupakan pertempuran antara terang dan kegelapan. Perbatasan geografis Ukraina telah menjadi “perbatasan antara kebebasan dan perbudakan, demokrasi dan tirani.”
Sebelumnya, Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy memutuskan hubungan diplomatik dengan Moskow dan mengumumkan darurat militer.
Para pejabat AS telah berusaha mencegah invasi Rusia dengan diplomasi, sanksi ekonomi, dan peringatan bahwa pasukan Ukraina akan lebih keras daripada tahun 2014, ketika Rusia mencaplok Krimea.
Sejak 2014, AS telah berkomitmen lebih dari USD 2,7 miliar dalam bantuan keamanan untuk membangun kapasitas pasukan Ukraina, termasuk lebih dari USD 650 juta pada tahun 2021.
Menteri Pertahanan AS, Lloyd Austin, mengatakan Washington akan terus mengirim senjata anti-tank Javelin Amerika dan bantuan lainnya ke Ukraina, bahkan jika Rusia memperluas invasinya.
Pada Kamis (24/2) Presiden AS, Joe Biden, meluncurkan sanksi baru dan mengumumkan pengerahan baru pasukan darat dan udara di sepanjang perbatasan timur NATO dengan Rusia.
Biden mengaku, pasukan AS tidak akan terlibat dalam konflik langsung dengan pasukan Rusia.