Crispy

Hadiah Natal Paling Keji: India Bekukan Rekening Amal Bunda Teresa

  • Sebanyak 22 ribu orang miskin dan karyawan Yayasan Bunda Teresa dibiarkan tanpa makanan.
  • Kelompok Hindu radikal merusak perayaan Natal di hampir seluruh India.

JERNIH — Pemerintah India, Senin 27 Desember, membekukan rekening bank Missionaries of Charity (MoC) Bunda Teresa di Benggal Barat setelah protes akhir pekan atas perayaan Naal.

Kelompok Hindu garis keras mengganggu misa Natal di beberapa bagian India, termasuk di wilayah inti PM India Narendra Modi. Mereka berulang kali menuduh MoC memimpin program konservasi agama dengan kedok amal.

MoC, lanjut kelompok Hindu garis keras yang berafiliasi ke Partai Bharatiya Janata (BJP), menawarkan uang, pendidikan gratis, dan tempat tinggal, kepada penganut Hindu yang miskin dan komunitas suku.

Mamata Banerjee, kepala menteri negara bagian, di Twitter-nya menulis; “Terkejut mendengar Natal, Kementerian Persatuan membekukan semua rekening bank Misionaris Cinta Kasih Bunda Teresa di India.

“Lebih 22 ribu pasien dan karyawan dibiarkan tanpa makanan dan obat-obatan,” tulis Banerjee, oposan dan kritikus vokal PM Modi. “Semua hukum adalah yang terpenting. Upaya kemanusiaan tidak boleh dikompromikan.”

Bunda Teresa adalah biarawati Katolik Roma. Ia meninggal tahun 1997, mewariskan Misionaris Cinta Kasih yang dibangunnya tahun 1950.

MoC berkantor pusat di bagian timur Benggali Barat. Saat ini, MoC memiliki 3.000 biarawati di seluruh dunia, yang mengelola rumah perawatan, dapur komunitas, sekolah, koloni penderita kusta, dan panti asuhan untuk anak-anak terlantar.

Pejabat MoC tidak bisa dimintai komentar. Kementerian Dalam Negeri Federal India mengatakan pemerintah akan mengeluarkan pernyataan setelah penyelidikan awal selesai.

“Saya mendesak pers tidak mencampur-adukan penyimpangan keuangan MoC dengan sentimen agama,” kata seorang pejabat India yang tak mau disebut nama karena tidak berwenang berbicara kepada media.

“Keputusan membekukan akun tidak ada hubungannya dengan agama Kristen,” lanjutnya.

Vikaris Jenderal Dominic Gomes dari Keuskupan Agung Kalkuta mengatakan pembekuan rekening Benggala Barat adalah hadiah Natal yang kejam bagi yang termiskin dari yang miskin.

Konversi Agama

Sejak Narendra Modi berkuasa tahun 2014, kelompok Hindu radikal mengkonsolidasikan posisi mereka di seluruh negara bagian dan meluncurkan serangan skala kecil terhadap minoritas agama. Mereka mengatakan tindakan mereka adalah mencegah konversi agama.

Penganut Kristen mengatakan pembenaran tindakan itu untuk mencegah konversi sangat salah. Perhatikan, orang Kristen di India hanya 2,3 persen dari 1,37 miliar penduduk. Umat Hindu adalah mayoritas.

Surat kabar The Hindu melaporkan gangguan perayaan Natal, termasuk perusakan patung Yesus Kristus di negar bagian Haryana, terjadi sepanjang akhir pekan dan Minggu.

Haryana adalah negara bagian yang diperintah BJP, partai nasionalis Hindu pimpinan PM Narendra Modi.

Kelompok Hindu radikal membakar model Sinterklas, meneriakan slogan menentang perayaan Natal dan konversi agama, di luar sebuah gereja di Varanasi — kota paling suci bagi umat Hindu.

Anoop Sharmik, aktivis sosial di Varanasi, mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa dia melihat dua lusin orang membakar Sinterklas.

Di Silchar, negara bagian Assam, sejumlah pria yang mengaku anggota Bajrang Dal — kelompok sayap kanan Hindu yang memiliki kedekatan dengan BJP — memaksa masuk ke gereja. Pemerintah negara bagian Assam tak berkomentar saat dihubungi wartawan.

Sejumlah negara bagian India telah meloloskan, atau sedang mempertimbangkan, RUU anti-Konversi Agama. RUU ini menantang kebebasan berkeyakinan dan hak-hak yang dijamin konstitusi India kepada minoritas.

Elias Vaz, wakil nasional Persatuan Katolik Seluruh India, mengutuk insiden dan RUU itu. “Kekuatan India terletak pada keragaman. Orang-orang yang melakukan kekerasan saat Natal adalah anti-nasional yang sesungguhnya,” katanya.

Back to top button