Hamas Rahasiakan Pengganti Yahya Sinwar
- Hamas pernah merahasiakan pemimpinannya setelah pembunuhan Sheikh Yassin dan Abdel Aziz Al-Rantisi.
- Kini, kebijakan itu diterapkan lagi agar Israel tidak menghabisi semua tokoh penting yang mereka punya.
JERNIH — Hamas mengatakan akan merahasiakan identitas pengganti Yahya Sinwar, pemimpin mereka yang terbunuh dalam serangan tank di Kamp Jabalia 17 Oktober lalu.
Keputusan untuk merahasiakan pemimpin berikut diambil setelah Hamas kehilangan dua kepala biro politiknya; Ismail Haniyeh dan Yahya Sinwar, dalam dua bulan.
New Arab, mengutip sejumlah sumber yang dekat dengan lingkaran dalam Hamas, mengatakan kelompok perlawanan di Gaza itu masih membicarakan sosok pengganti Yahya Sinwar. Keputusan apa pun dari pembicaraan ini akan dirahasiakan dengan alasan keamanaan.
Asharq Al-Awsat melaporkan keputusan merahasiakan identitas pemimpin akan memberi kebebasan sang pemimpin beroperasi, dan menghindari upaya pembunuhan oleh Israel.
Alasan lain, merahasiakan identitas pemimpin akan membantu Hamas menjaga ketertiban internal dan melindungi struktur organisasi.
Ada beberapa calon yang dianggap layak menggantikan Yahya Sinwar. Salah satunya Mohammad Darwish, atau Abu Omar Hassan, yang saat ini duduk di kursi Dewan Syura Hamas. Ia menyita perhatian sejak pembunuhan Haniyeh, dan sering muncul dalam pertemuan resmi.
Pilihan lainnya adalah Khalil Al-Hayya, wakil Sinwar. Al-Hayya menjadi tokoh penting di Gaza setelah pembunuhan Sinwar. Saat ini ia memimpin Hamas dan bertanggung jawab terlibat dalam perundingan gencatan senjata dan menetapkan persyaratan untuk kesepakatan potensial.
Kadidat lainnya adalah Khaled Meshaal, yang memimpin biro politik Hamas selama 21 tahun dan sekarang mengepalai cabang eksternal.
Sejumlah laporan menyebutkan Meshaal menolak peran memimpin Hamas dengan alasan kesehatan. Namun, tidak ada kepastian dia benar-benar akan menolak.
Nama lain, yang mungkin jarang didengar, adalah Mohammad Nazzal. Berbeda dengan Haniyeh dan Sinwar, Nazzal berasal dari Tepi Barat dan telah menjadi bagian Hamas sejak organisasi itu didirikan.
Ada pula Mousa Abu Marzoui, salah satu pendiri Hamas dan orang pertama yang memimpin biro politik.
Hamas pernah merahasiakan pemimpinnya setelah pembunuhan Sheikh Yassin dan penggantinya; Abdel Aziz Al-Ratisi.