Harga Vaksin Cina Paling Mahal, Vaksin Oxford Termurah
- Universitas Oxford dan AstraZeneca akan menjual vaksinnya dengan harga Rp Rp 59 ribu.
- Yang tidak diketahui adalah berapa harga vaksin buatan Rusia, yang saat ini diminati lebih 20 negara.
London — Sejumlah perusahaan sedang menguji vaksin temuan masing-masing, dan mulai berebut pasar dengan meluncurkan perkiraan harga jual. Vaksin Cina menjadi yang termahal.
Liu Jingzhen, chairman Sinopharm, mengatakan harga rejimen dua dosis vaksin sebenar 1.000 yuan, atau Rp 2,1 juta. “Vaksin akan tersedia Desember 2020,” kata Jingzhen seperti dikutip Guangming Daily.
Tidak jelas apakah Liu mengacu pada harga eceran, atau grosir, tapi harga yang disebut adalah yang tertinggi dibanding vaksin lain.
Sebelumnya, awal Agustus 2020, Presiden Filipina Rodrigo Duterte memperkirakan harga vaksin buatan Cina — yang diproduksi Sinopharm dan Sinovac — sekitar 10 dolar, atau Rp 147 ribu per dosis.
AstraZeneca dan Johnson & Johnson tetap berpegang pada prinsip tradisional nirlaba untuk vaksin pandemi, sebisa mungkin memberi harga rendah untuk vaksin yang sedang mereka kembangkan.
Sejauh ini kandidat vaksi termurah adalah yang dikembangkan Universitas Oxford dan AstraZeneca. Keduanya menetapkan harga 4 dolar AS, atau Rp 59 ribu, per dosis.
Adar Poonwalla, CEO Serum Institut of India, dikabarkan emgnatakan harga calon vaksin Universitas Oxford dan AstraZeneca yang diproduksi di India akan dijual dengan harga 1.000 rupee, atau Rp 193 ribu.
Johnson & Johnson menawarkan kandidat vaksin-nya dengan harga 10 dolar, atau Rp 147 ribu, per dosis. Moderna Inc, yang sangat diandalkan AS, akan menjual vaksinnya dengan harga antara 32 sampai 37 dolar AS, atau Rp 475 ribu sampai Rp 550 ribu.
Bulan lalu, pemerintah AS mencapai kesepakatan untuk vaksin eksperimental yang dikembangkan Pfizer dan BioNTech SE untuk memproduksi vaksin untuk 50 juta dolar. Harganya, 40 dolar atau Rp 594 ribu.