Crispy

Hubungan Anies dan FPI Retak?

JAKARTA – Kebijakan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan yang memberikan penghargaan Adikarya Wisata pada diskotek Colosseum mendapat banyak kritikan. Salah satunya Ormas Islam Front Pembela Islam (FPI).

Atas hal tersebut, menjadikan sinyal bila hubungan Anies dengan kelompok-kelompok Islam yang pernah mendukungnya di Pilkada DKI Jakarta 2017 silam, kini mulai merenggang.

Direktur Eksekutif Indonesia Public Institute, Karyono Wibowo, mengatakan wajar apabila FPI mengkritik kebijakan Anies tersebut. Sebab, selama ini kelompok Ormas Islam itu telah mewanti-wanti agar Pemprov DKI tidak mengeluarkan kebijakan yang bertentangan dengan nilai-nilai Islam.

Karena itu, kata Karyono, kebijakan tersebut bertentangan dengan semangat syariat Islam yang kerap diusung kelompok kanan pada setiap aksinya.

“Anies membuat kebijakan yang bertentangan dengan syariah. Karena itu wajar jika mereka kecewa berat terhadap Anies,” ujarnya di Jakarta, Selasa (17/12/2019).

“Wajar jika kritik keras, ini pertanda persoalan serius bagi mereka,” Karyono menambahkan.

Bagi karyono, kebijakan Anies itu telah ‘menampar’ citra kelompok Islam yang dulu mendukungnya. Bahkan kerap berkeinginan agar Ibu Kota Negara terbebas dari kebijakan sarat maksiat bagi warganya.

“Ini pukulan bagi mereka, sehingga kebijakan itu bisa menjadi pemicu keretakan hubungan antara Anies dengan kelompok-kelompok kanan,” katanya.

Menurutnya, hubungan baik sejak Pilkada 2017 lalu, dapat berpotensi merugikan Anies. Bahkan kelompok kanan tersebut dapat mencabut dukungan politiknya di Pilkada DKI Jakarta 2022 mendatang.

“Kalau Anies melanjutkan, dan tak mencabut kebijakan itu, saya kira bisa berlanjut, bisa panjang urusannya. Kelompok ini bisa melakukan kritik lebih keras dan berbalik tak mendukung Anies,” ujar Karyono.

Dalam politik, lanjut Karyono, relasi yang terjalin sifatnya temporer. Sama seperti adagium politik ‘tak ada kawan dan lawan abadi dalam politik’. Oleh sebab itu, bila kepentingan sudah berbeda antara satu sama lain, bisa dipastikan bakal berbalik tak mendukung atau mencabut dukungan yang sudah diberikan.

“Bisa jadi Anies yang dulunya kawan, bisa berubah jadi lawan. Bisa juga narik dukungan,” katanya. [Fan]

Back to top button