Ikatan Alumni Hubungan Internasional Tolak Akui Hasil Mubes X IKA UNPAD
Kang Iim juga menyatakan kritik dengan menyebut ketua terpilih sebagai ketua IPA (Ikatan Perwakilan Alumni), bukan ketua bukan IKA (Ikatan Keluarga Alumni) UNPAD.
JERNIH— Musyawarah Besar (Mubes) Ikatan Alumni UNPAD yang baru saja digelar ternyata berbuntut panjang. Ikatan Alumni Hubungan Internasional (IKAHI) UNPAD menolak mengakui ketua IKA UNPAD yang baru saja terpilih.
Penolakan tersebut dilandasi apa yang mereka sebut sebagai “pemaksakan mekanisme pemilihan” oleh panitia melalui sistem perwakilan. Cara itu, menurut IKAHI, mengabaikan mekanisme one man one vote, dan mengebiri kedaulatan suara dari ratusan ribu alumni UNPAD.
Sikap tersebut disampaikan Ketua Dewan Penasihat (Wanhat) IKAHI UNPAD, James Ibrahim Affandi. “Saya selaku ketua Dewan Penasehat IKAHI UNPAD menyampaikan, IKAHI menolak terpilihnya ketua IKA UNPAD Periode 2020-2024,” kata James Ibrahim yang lebih akrab dipanggil ‘Kang Iim’ itu. Kang Iim beralasan, mekanisme pemilihan yang dilakukan melalui perwakilan, sangat mencederai kedaulatan suara alumni.
“Mekanisme e-voting yang diusulkan secara resmi kepada Panitia Mubes, sebagai solusi realistis Pemilu Raya IKA UNPAD di tengah Pandemi Covid-19, ternyata diabaikan begitu saja oleh Panitia Mubes, dan dinodai oleh sekelompok orang yg berfikiran sempit dan pragmatis,”kata Kang Iim, yang merupakan alumnus FISIP UNPAD angkatan 1980 tersebut.
Menurut Kang Iim, IKAHI UNPAD memang bukan sebuah subkomisariat dari, atau tidak memiliki hubungan struktural-fungsional dengan, IKA UNPAD. Namun, seluruh warga IKAHI otomatis alumnus UNPAD yang sejatinya memiliki hak suara mutlak dalam kontestasi ketua ikana alumni. “Faktanya, kedaulatan suara warga IKAHI yang notabene alumni UNPAD itu dilikuidasi oleh Mubes IKA UNPAD,” kata Kang Iim tegas.
Ia juga mengaku sangat prihatin karena ketua IKA UNPAD terpilih hanya oleh perwakilan jumlahnya 21 orang, sementara alumni UNPAD berjumlah ratusan ribu orang, tersebar di seluruh dunia. “Jadi, saya hanya bisa menyatakan, turut berduka cita atas matinya demokrasi di UNPAD,” kata dia.
Kang Iim juga menyatakan kritik dengan menyebut ketua terpilih sebagai ketua IPA (Ikatan Perwakilan Alumni), bukan ketua bukan IKA (Ikatan Keluarga Alumni) UNPAD.
Ke dalam, sebagai sesepuh alumni HI UNPAD, Kang Iim juga mengungkapkan keprihatinan dan kekecewaan mendalam, saat mengetahui bahwa ada juga warga IKAHI yang disebutnya “berpikiran mundur”, karena justru turut memperjuangkan pemilihan melalui sistem perwakilan. IKAHI, menurut dia, sejak awal mengapresiasi rencana penyelenggaraan Pemilu Raya IKA UNPAD, bukan melalui mekanisme perwakilan yang disebutnya tidak demokratis. [Anis Fuadi]