Imbas Kecelakaan Jeju Air: Korsel Gelar Pemeriksaan Menyeluruh Seluruh Boeing 737-800
- Terdapat 101 Boeing 737-800 di Korsel, yang seluruhnya dioperasikan maskapai penerbangan berbiaya rendah.
- Boeing 737 Jeju Air yang celaka telah 13 kali terbang ke beberapa negara Asia dalam 48 jam sebelum celaka.
JERNIH — Korea Selatan, Senin 30 Desember, memerintahkan pemeriksaan menyeluruh semua pesawat Boeing 737-800 yang dioperasikan maskapai penerbangan di Semenanjung Korea.
Pelaksana Tugas (Plt) Presiden Korsel Choi Sang-mok mengatakan pemeriksaan keselamatan darurat pada sistem operasi penerbangan perlu dilakukan, saat penyidik mencari penyebab mengapa Boeing 737-800 Jeju Air gagal mengeluarkan roda pendarat dan menyebabkan kecelakaan.
Manajemen Jeju Air, Senin 30 Desember pagi, mengatakan Boeing 737-800 lainnya yang dioperasikan kembali ke bandara domestik Gimpo karena adanya peringatan tentang roda pendarat. Pemeriksaan dilakukan, dan roda pendarat berfungsi dengan baik.
Seorang pejabat Kementerian Perhubungan Korsel mengatakan akan melakukan inspeksi khusus terhadap seluruh dari 101 Boeng 737-800 yang dioperasikan maskapai penerbangan berbiaya rendah.
“Kami akan memeriksa rasio operasi mereka dan apakah maskapai penerbangan mematuhi peraturan keselamatan, termasuk perawatan rutin sebelum dan setelah penerbangan,” kata pejabat itu.
Boeing 737-800 adalah model generasi berikut dari jajaran pesawat lorong tunggal Boeing 737, yang menjadi andalan perjalanan udara jarak pendek sejak diperkenalkan tahun 1990-an. Pesawat ini secara bertahap digantikan Boeing 737 MAX yang lebih modern adn hemat bahan bakar.
Meski penyelidikan penyebab kecelakaan masih diselidiki, bencana Jejur Air merupakan kemunduran bagi produsen Boeing. Manajemen Boeing dikabaran telah mengontak Jeju Air dan otoritas transportasi udara Korsel.
Kementerian Perhubungan Korsel juga akan menyeliiki Jeju Air, maskapai yang pesawatnya memiliki jam operasi bulanan terpanjang per pesawat dibanding enam maskapai lainnya. Sebagai gambaran Boeing 737-800 Jeju Air yang jatuh terbang 13 kali ke enam negara Asia selama 48 jam sebelum kecelakaan.