India Akan Rilis Film Pertama dengan Teknologi AI

Tokoh Hanuman diangkat ke layar lebar melalui teknologi AI. Film yang bakal epic ini melibatkan puluhan insinyur ditambah pakar budaya dan sastra India.
JERNIH – Rumah produksi India, Abundantia Entertainment, bermitra dengan divisi Historyverse dari Collective Media Network untuk memproduksi film yang mereka sebut sebagai film pertama di India yang diproduksi dengan teknologi AI dan dirilis di bioskop, yang berpusat pada kisah dewa Hindu, Hanuman.
Hanuman adalah salah satu pahlawan utama dalam epos Ramayana, murid setia dan pengikut Rama. Ia digambarkan sebagai kera sakti dengan kekuatan luar biasa, kesetiaan tanpa batas, dan keberanian yang tak tergoyahkan. Dalam kisah Ramayana, Hanuman membantu Rama menyelamatkan Sita dari Rahwana.
Berjudul Chiranjeevi Hanuman – The Eternal, proyek ini, yang dijadwalkan rilis di bioskop seluruh dunia pada tahun 2026 bertepatan dengan Hanuman Jayanti, sebuah festival yang merayakan kelahiran dewa tersebut. Film ini mengambil inspirasi dari teks-teks suci epos India “Ramayana” dan sastra Purana untuk menciptakan apa yang digambarkan oleh para produser sebagai pengembaraan visual yang menakjubkan dan dirancang untuk dinikmati sebagai pengalaman bersama di bioskop.
Produksi ini dikembangkan oleh tim yang terdiri dari lebih dari 50 insinyur dari Galleri5, divisi teknologi dari Collective Artists Network, yang bekerja sama dengan para pakar budaya dan sastra untuk memastikan keaslian narasi.
Soundtrack-nya akan diciptakan oleh Trilok, yang disebut-sebut sebagai band pertama di dunia yang menggunakan teknologi AI dan dikenal karena memadukan tradisi spiritual India dengan suara kontemporer.

Abundantia Entertainment, didirikan pada tahun 2013 oleh mantan COO Viacom18 Motion Pictures, Malhotra, dikenal dengan film-film Bollywood Baby, Airlift, dan Ram Setu, serta kesuksesan streaming seperti waralaba Breathe untuk Prime Video.
Colletive Artists Network telah berekspansi melalui akuisisi termasuk Under 25 Universe, Terribly Tiny Tales, Collective Creative Labs, dan Galleri5, serta mengoperasikan platform Big Bang Social yang mendukung kolaborasi merek-kreator.
“Dari Airlift hingga Shakuntala Devi dan dari Toilet: Ek Prem Katha hingga Ram Setu, Abundantia dengan bangga dan sukses memperjuangkan kisah dan pendongeng khas India,” ujar Vikram Malhotra, pendiri dan CEO Abundantia Entertainment.
“Dengan inovasi dalam DNA kami, kami senantiasa mendorong batas-batas kemungkinan penceritaan, dan saya senang dapat bermitra dengan Vijay dan timnya yang luar biasa di Collective untuk memanfaatkan teknologi dan perangkat mutakhir guna menceritakan salah satu kisah paling ikonis di India,” lanjutnya.

“Hanuman Ji bukan hanya Dewa dan mercusuar budaya kami, tetapi juga simbol keimanan, pengabdian, dan kekuatan abadi bagi ratusan juta penyembahnya di seluruh dunia. Kami mengemban tanggung jawab untuk menceritakan kisah ini dengan rasa syukur dan kerendahan hati yang mendalam,” tambah Malhotra.
Vijay Subramaniam, pendiri dan CEO grup Collective Artists Network, mengatakan, “Di Collective, kami hidup di mana budaya, kreator, dan teknologi bertemu. Melalui film ini, kami memiliki kesempatan luar biasa untuk menata ulang penceritaan budaya bagi penonton yang menghargai tradisi dan inovasi. Pendekatan kami berakar pada autentisitas dan pengelolaan budaya, memastikan transparansi penuh tentang peran AI dalam proses kreatif.”
Akankah film ini mengalahkan perolehan yang diraih Jumbo, film berteknologi AI pertama buatan Indonesia? Jumbo meraih lebih dari 10 juta penonton dengan pendapatan mencapai lebih dari Rp 400 miliar.(*)
BACA JUGA: Jumbo Lawan Perundungan






