Indonesia Minta Penundaan Pembayaran Jet Tempur KF-21, Korsel Menolak Keras
- Korsel bertahan pada kesepakatan pertama; Indonesia harus melunasi pembayaran tahun 2026.
- Prototipe No 5 KF-21 sukses uji pengisian bahan bakar di udara. KF-21 makin siap produksi massal.
JERNIH — Kali kesekian Korea Selatan (Korsel) mendesak Indonesia menyelesaikan pembayaran proyek pengembangan jet tempur KF-21 Boramae tahun 2026, setelah laporan media lokal menyebutkan Jakarta meminta penundaan delapan tahun.
“Tidak ada perubahan dalam pendirian bahwa Indonesia harus menyelesaikan pembayaran pengembangan KF-21 pada 2026,” kata seorang pejabat Bada Program Akuisisi Pertahanan (DAPA) Korsel seperti dikutip kantor berita Yonhap dan Korea Times.
Sebelumnya, surat kabar Dong A Ilbo memberitakan Indonesia, yang saat ini memiliki tunggakan pebayaran satu triliun won atau Rp 11,7 triliun, mengajukan permintaan untuk menunda pembayaran sampai 2034.
Proyek bersama KF-21 diluncurkan tahun 2015 untuk mengembangkan jet tempur supersonik canggih. Indonesia berjanji memberi kontribusi 20 persen dari biaya proyek sebesar 8,1 triliun won hingga 2026.
Indonesia gagal membayar tepat wktu, sehingga baru 278,3 miliar won yang disetor. Berbagai upaya telah dilakukan Korsel untuk menekan Indonesia agar membayar tepat waktu, tapi gagal.
Uji Isi Bahan Bakar di Udara
Prototipe jet tempur KF-21, Selasa 19 Maret, sukses menjalani uji pengisian bahan bakar di udara kali pertama.
Badan Program Akuisisi Pertahanan Korsel (DAPA) mengatakan pesawat tanker KC-330 Angkatan Udara mengisi bahan bakar KF-21 di lepas pantai selatan, tak lama setelah jet tempur buatan Korea-Indonesia itu lepas landas dari Sacheon, pangkalan udara yang terletak 296 kilometer tenggara Seoul.
Korea Times melaporkan selama pengujian kapal tanker menghubungkan boom terbang dengan prototipe KF-21 No 5 untuk menstransfer bahan bakar. Satu sesi pengisian bahan bakar diharapkan dapat memperluas jangkauan operasional pesawat setidaknya 50 persen.
“Pengisian bahan bakar di udara adalah kemampuan penting untuk jet tempur modern,” kata demikian rilis resmi DAPA. “Kemampuan ini dapat memperluas jangkauan dan waktu operasional KF-21 untuk memaksimalkan kemampuan tempur dalam misi jarak jauh.”
DAPA mengatakan berencana menguji kemampuan pengisian bahan bakar di udar KF-21 di berbagai ketinggian dan kecepatan penerbangan.
Korsel, bersama Indonesia, mengembangkan KF-21 tahun 2015 untuk menggantikan armada F-4 dan F-5 yang dimakan usia. Sebanyak enam prototipe telah dibangun, dengan model produksi pertama tahun 2026.