Ini Penyebab Tingginya Angka Kasus Corona di DKI Jakarta
DKI Jakarta melakukan swab test atau tes PCR (polymerase chain reaction) rata-rata 20.000 tes per hari.
JERNIH-Sepanjang minggu terakhir 2020 jumlah angka kasus positif Covid-19 di wilayah DKI Jakarta melonjak tajam, bahkan setiap hari hamper selalu diperingkat pertama di Indonesia.
Wakil Gubernur DKI, Ahmad Riza Patria angkat bicara terkait tingginya angka kasus Covid-19 terutama penyebab kasus corona di Jakarta melonjak tinggi.
“Jadi begini, orang yang dites PCR di Jakarta rata-rata sekarang sudah meningkat bisa sampe 15 sampai 20 ribu per hari,” tulis Riza melalui media sosial Instagramnya @bangariza.
Menurut pria yang biasa dipanggil Riza, DKI Jakarta setiap harinya melakukan swab test atau tes PCR (polymerase chain reaction) rata-rata 20.000 tes per hari, menjadi penyebab paling tingginya angka kasus Covid di Indonesia.
Ketua DPD Partai Gerindra DKI Jakarta tersebut mengungkap penjelasannya dalam instagram pribadinya @bangariza.
Di samping itu, lanjut Riza, DKI Jakarta juga telah menambah jejaring laboratorium pengetesan hingga 82 unit di ibu kota. Sehingga dalam waktu satu hari, laboratorium mampu memeriksa sebanyak 25.143 spesimen.
“Dengan 82 lab rujukan covid di Jakarta sudah dilakukan 25.143 pemeriksaan spesimen per hari,”.
“Tes PCR kami tertinggi di antara semua provinsi. dan jaraknya jauh sekali. kami sangat serius melacak, mencegah COVID-19,” tambah Riza.
Riza menyampaikan, jumlah orang yang dites DKI dengan daerah lain sangat jauh beda angkanya, sehingga Pemprov DKI merupakan provinsi yang paling banyak melakukan tes PCR, demikian juga dengan hasilnya.
Jumlah mereka yang di tes COVID dengan PCR, kata Riza, jauh lebih tinggi dari angka yang ditetapkan oleh organisasi kesehatan dunia (WHO). Dalam waktu seminggu terakhir, PCR di DKI Jakarta mencapai jumlah 105 ribu.
“Artinya tes PCR di jakarta sudah 9,9 kali melebih standar yang diminta oleh WHO,”.
DKI Jakarta juga tidak berupaya menutupi atau mengurangi hasil positif yang diperolah dalam pelaksanaan PCR.
“Transparansi data tidak mengurani dan juga tidak melebihkan,” tutup orang nomor dua di Jakarta itu.
Tingginya angka PCR, merupakan bentuk berkomitmen untuk terus meningkatkan Testing, Tracing, Treatment (3T) dalam upaya menekan penyebaran kasus COVID-19.