Israel Gempur Ibu Kota Yaman, Sedikitnya Enam Orang Tewas

- Militer Israel mengonfirmasi pihaknya mengebom daerah dekat istana presiden, dua pembangkit listrik, dan fasilitas penyimpanan bahan bakar di Sanaa.
- Operasi militer Houthi terhadap Israel dan dukungan bagi warga Palestina tidak akan berhenti selama Israel tidak menghentikan pengepungan di Jalur Gaza.
JERNIH – Israel mengebom beberapa lokasi di ibu kota Yaman, Sanaa, Minggu (24/8/2025), menewaskan sedikitnya enam orang dan melukai puluhan lainnya. Kementerian kesehatan Houthi melaporkan dua orang mati syahid dan 35 orang terluka dalam serangan Israel.
Sumber keamanan Houthi mengatakan kepada AFP bahwa serangan udara itu menargetkan sebuah gedung kota di pusat Sanaa. Sementara TV Al-Masirah milik kelompok itu melaporkan bahwa dua orang tewas dalam serangan terhadap fasilitas perusahaan minyak di kota itu. Saluran itu mengatakan target juga termasuk pembangkit listrik di selatan Sanaa yang diserang Minggu lalu.
Tentara Israel mengonfirmasi telah menargetkan lokasi militer Houthi di Sanaa, termasuk daerah dekat istana presiden, dua pembangkit listrik, dan fasilitas penyimpanan bahan bakar. “Serangan itu dilakukan sebagai respons atas serangan berulang kali oleh rezim teroris Houthi terhadap Negara Israel dan warga sipilnya,” kata militer dalam sebuah pernyataan.
Menanggapi serangan Israel, Nasruddin Amer, seorang tokoh politik senior Houthi, langsung mengeluarkan pernyataan keras melalui media sosial X. Ia menuliskan bahwa operasi militer terhadap Israel dan dukungan bagi warga Palestina tidak akan berhenti selama Israel tidak menghentikan pengepungan di Jalur Gaza.
Amer juga menuding Israel melakukan tindakan brutal dengan menargetkan fasilitas sipil. “Menargetkan stasiun bahan bakar sipil di jalan utama tentu tidak akan berdampak pada operasi militer; sebaliknya, hal itu menunjukkan kebrutalan dan kebangkrutan musuh Israel dan akan memicu eskalasi lebih lanjut,” tulis Amer.
Jumat malam, Houthi menembakkan rudal yang menurut otoritas Israel “kemungkinan besar hancur di udara”. Kelompok yang didukung Iran itu telah campur tangan dalam perang Israel di Gaza di pihak Hamas, dan berulang kali menembakkan rudal dan pesawat tak berawak ke Israel. Sebagian besar serangan berhasil dicegat, tetapi telah memicu serangan udara balasan Israel terhadap target pemberontak di Yaman.
Pada 17 Agustus, Israel mengatakan pihaknya menargetkan lokasi infrastruktur energi di Sanaa yang terkait dengan Houthi. Al-Masirah melaporkan pada saat itu bahwa pembangkit listrik Haziz di ibu kota tersebut terkena serangan.
Pernyataan terbaru Israel mengatakan fasilitas Haziz menjadi sasaran lagi pada hari Minggu. Seorang fotografer yang bekerja dengan AFP melaporkan kerusakan signifikan setelah serangan 17 Agustus.
Kelompok Houthi juga menargetkan kapal-kapal yang mereka katakan terkait dengan Israel di Laut Merah dan Teluk Aden di lepas pantai Yaman. Kelompok tersebut memperluas kampanyenya untuk menargetkan kapal-kapal yang terkait dengan Amerika Serikat dan Inggris setelah kedua negara memulai serangan militer yang bertujuan mengamankan jalur perairan tersebut pada Januari 2024.
Pada bulan Mei, pemberontak menyetujui gencatan senjata dengan Amerika Serikat yang mengakhiri serangan gencar AS selama berminggu-minggu, tetapi bersumpah untuk terus menargetkan kapal-kapal Israel.