Israel Gunakan Senjata Baru dalam Penyiksaan Sistematis terhadap Tahanan Palestina

Kelompok hak asasi Palestina memperingatkan bahwa penggunaan senjata baru oleh Israel di penjara merupakan sinyal adanya eskalasi sistematis, yang membahayakan nyawa ribuan tahanan.
JERNIH – Israel menggunakan tahanan Palestina sebagai “tempat uji coba” senjata baru. Kepala Klub Tahanan Palestina Abdullah al-Zaghari memperingatkan Sabtu (6/9/2025), menggambarkan tindakan tersebut sebagai bagian dari kebijakan sistematis untuk meningkatkan kekerasan di dalam penjara.
Abdullah al-Zaghari mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa otoritas penjara Israel baru-baru ini mengumumkan pengenalan senjata baru untuk menekan tahanan, termasuk alat setrum listrik dan jenis baru peluru karet yang digunakan dalam penggerebekan.
Ia mengatakan tindakan ini membuat tahanan menghadapi kematian yang cepat dan lambat dan melanggar hukum humaniter internasional dan standar hak asasi manusia dasar.
Al-Zaghari menambahkan bahwa eskalasi ini mencerminkan kebijakan yang dinyatakan Israel yang bertujuan untuk merendahkan martabat tahanan, dan mengatakan bahwa langkah-langkah terbaru ini belum pernah terjadi sebelumnya dalam cakupan dan intensitasnya.
Ia menganggap otoritas Israel sepenuhnya bertanggung jawab atas nasib ribuan tahanan, dan mendesak badan-badan hak asasi manusia internasional untuk bertindak serius guna meminta pertanggungjawaban Israel dan menekan pemerintah yang mendukungnya secara politik dan militer.
Klub Tahanan juga merilis data yang menandai 700 hari sejak dimulainya perang Gaza , yang menyebutkan lebih dari 19.000 warga Palestina telah ditangkap di Tepi Barat, termasuk Yerusalem Timur, sejak Oktober 2023. Setidaknya 585 perempuan dan lebih dari 1.550 anak-anak termasuk di antara mereka yang ditahan.
Menurut kelompok tersebut, setidaknya 77 tahanan telah tewas dalam tahanan Israel selama perang, termasuk 46 dari Gaza, sementara puluhan lainnya diyakini tewas akibat penghilangan paksa di penjara dan kamp militer. Israel menahan jenazah 74 orang yang tewas, kata kelompok tersebut.
Pada awal September 2025, jumlah tahanan Palestina mencapai lebih dari 11.100 orang, termasuk 49 perempuan, lebih dari 400 anak-anak, 3.577 tahanan administratif, dan 2.662 orang yang ditahan sebagai “pejuang tidak sah”. Klub Tahanan mengatakan jumlah sebenarnya tahanan Gaza masih belum diketahui karena kebijakan penghilangan paksa Israel.