James “The Wire” Ransone Tewas Bunuh Diri

Dunia hiburan internasional berduka setelah aktor Amerika Serikat, James Ransone, yang dikenal lewat peran-peran intensnya di serial dan film seperti The Wire dan It: Chapter Two.
WWW.JERNIH.CO – Kabar mengejutkan datang dari Hollywood. James Ransone, aktor karakter yang dihormati berkat kemampuan aktingnya yang kuat, intens, dan penuh nuansa, dilaporkan meninggal dunia pada 19 Desember 2025 di Los Angeles dalam usia 46 tahun. Berdasarkan keterangan Kantor Pemeriksa Medis Kabupaten Los Angeles, Ransone meninggal akibat bunuh diri. Kepergiannya meninggalkan duka mendalam bagi dunia perfilman dan para penggemarnya.
James Finley Ransone III lahir pada 2 Juni 1979 di Baltimore, Maryland, Amerika Serikat. Minatnya pada seni tumbuh sejak usia muda. Ia menempuh pendidikan di George Washington Carver Center for Arts and Technology, sebelum melanjutkan studi singkat di School of Visual Arts, Manhattan. Tak lama kemudian, Ransone memutuskan untuk menekuni dunia akting secara penuh—sebuah keputusan yang kelak mengantarkannya menjadi salah satu aktor karakter paling berkesan di generasinya.
Ransone dikenal luas sebagai character actor, tipe aktor yang mampu menghidupkan tokoh-tokoh pendukung dengan kedalaman emosional dan kompleksitas psikologis yang kuat. Sejak awal 2000-an, ia membangun karier secara konsisten melalui berbagai peran di film dan serial televisi, sering kali memerankan karakter yang rapuh, gelisah, atau berada di sisi gelap kehidupan. Keberaniannya mengeksplorasi sisi manusia yang tidak sederhana menjadi ciri khas aktingnya.
Namanya melejit lewat peran Ziggy Sobotka dalam serial legendaris HBO The Wire (2003). Karakter pekerja dermaga yang labil dan tragis itu dianggap sebagai salah satu potret paling menyayat dalam sejarah televisi, sekaligus memperlihatkan kemampuan Ransone menghadirkan emosi yang mentah dan jujur. Ia kemudian kembali mencuri perhatian lewat miniseri Generation Kill (2008) sebagai Kopral Josh Ray Person, menampilkan realisme dan nuansa manusiawi di tengah kerasnya dunia militer.
Di layar lebar, Ransone juga menunjukkan fleksibilitasnya. Ia memerankan Eddie Kaspbrak versi dewasa dalam It: Chapter Two (2019), menggabungkan trauma masa kecil, ketakutan, dan keberanian dengan akting yang subtil. Dalam genre horor, ia dikenal melalui Sinister (2012) dan Sinister 2 (2015), serta The Black Phone (2021) dan sekuelnya, di mana penampilannya kembali menuai pujian kritikus. Film independen Tangerine (2015) pun menjadi bukti kemampuannya beradaptasi dalam sinema beranggaran kecil namun sarat makna. Selain itu, Ransone tampil dalam berbagai judul populer seperti Inside Man, Bosch, Poker Face, Hawaii Five-0, dan CSI: Crime Scene Investigation.
Sepanjang lebih dari dua dekade berkarya, James Ransone memperoleh reputasi sebagai aktor yang mampu memberi jiwa pada karakter-karakter yang rumit dan sering kali tidak nyaman. Ia tidak sekadar berakting, tetapi menghadirkan manusia seutuhnya—dengan luka, ketakutan, dan kontradiksi batin. Perannya sebagai Ziggy Sobotka hingga kini dikenang sebagai salah satu pencapaian akting paling kuat dalam sejarah serial televisi modern.
Terkait kepergiannya, laporan resmi menyebutkan bahwa Ransone meninggal akibat gantung diri. Tidak ada penjelasan rinci mengenai alasan di balik tindakannya. Namun semasa hidup, ia pernah terbuka tentang perjuangan pribadinya, termasuk trauma masa kecil dan pengalamannya melawan ketergantungan obat-obatan serta alkohol. Meski demikian, ia diketahui telah menjalani hidup bersih selama bertahun-tahun sebelum meninggal dunia.
James Ransone meninggalkan seorang istri, Jamie McPhee, dan dua orang anak. Ia dikenal sangat menjaga privasi kehidupan keluarganya dari sorotan publik. Setelah kepergiannya, sang istri membagikan tautan penggalangan dana untuk National Alliance on Mental Illness (NAMI) sebagai bentuk penghormatan sekaligus dukungan bagi upaya peningkatan kesadaran kesehatan mental.
Kepergian James Ransone memicu gelombang belasungkawa dari para penggemar, rekan sesama aktor, dan kritikus film. Ia dikenang bukan hanya sebagai aktor berbakat, tetapi juga sebagai seniman yang berani menyelami sisi terdalam dan tergelap dari kemanusiaan—meninggalkan warisan peran yang kuat, jujur, dan tak mudah dilupakan.(*)
BACA JUGA: Pembunuhan Rob Reiner dan Istrinya Guncang Hollywood
