Khawatir Jadi Kluster Covid, Resto Dilengkapi Marshal Covid
Seorang staf restoran bertugas sebagai Marshall COVID untuk memastikan semua pengunjung mematuhi protokol kesehatan.
JERNIH-Pandemi Covid-19 membuat porak-poranda di berbagai bidang termasuk bisnis kuliner. Banyak pemilik restoran merugi dan akhirnya gulung tikar karena tidak ada pengunjung yang datang. Para pembeli juga cenderung memasak makanan sendiri selama ada kebijakan work from home.
Saat ini bahkan banyak tempat makan jadi terkenal bukan karena factor kelezatan makanannya namun karena jadi lokasi penularan virus corona atau klaster Covid-19. Biasanya setelah dikenal sebagai restoran penyebab kluster, restoran tersebut akan dihindari pengunjung.
Hal tersebut dialami sebuah restoran bernama Thai Rock di Sydney, Australia yang menyediakan makanan khas Thailand. Beberapa waktu lalu restoran tersebut menjadi terkenal karena disitu muncul klaster penyebaran Covid-19 terbesar di ibukota New South Wales. Sebanyak 103 orang terinfeksi Covid-19 setelah makan siang di restoran tersebut.
Setelah ditutup dalam kurun waktu cukup lama, kini restoran tersebut sudah dibuka kembali, namun hanya sedikit sekali pelanggan yang datang.
Pemiliknya, yakni Stephani dan David Boyd mulai mengeluh bahwa mereka mungkin akan bangkrut dalam waktu yang tidak terlalu lama jika keadaan terus seperti itu.
Stephani mengatakan kesedihan dan kekecewaannya jika harus menutup restorannya. Bisnis ini telah digeluti selama delapan tahun terakhir.
Untuk meredam kekhawatiran pengunjung restorannya agar tidak terinfeksi Covid-19, kini restoran tersebut telah dilengkapi dengan kamera thermal yang akan mengecek suhu tubuh setiap pengunjung yang masuk ke Thai Rock.
Bahkan untuk meyakinkan para pengunjung, pihak restoran telah menempatkan seorang staf khusus yang bertugas memantau apakah para pengunjung restoran mematuhi social distancing, meskipun di dalam restoran. Selain tentu juga disediakan ‘hand sanitiser’ dan juga pembersihan teratur.
Mereka bahkn menyewa ahli mikrobiologi untuk memastikan restoran tersebut bebas dari virus corona.
“Kami juga menyewa seorang ahli mikrobiologi untuk melakukan kunjungan mendadak dan mengecek seluruh restoran, kita juga menggunakan pembersih elektronik,” kata David Boyd.
“Biayanya besar namun apalagi yang bisa kani lakukan, kami hanya bisa berusaha.” (tvl)