Korban Tewas Bertambah Menjadi 69 Akibat Gempa Kuat di Filipina Tengah

Gempa tersebut menyebabkan pemadaman listrik dan meruntuhkan bangunan. Televisi lokal menayangkan para pengendara sepeda motor terpaksa turun dari motor mereka dan berpegangan pada pagar pembatas saat sebuah jembatan di Cebu berguncang hebat.
JERNIH – Setidaknya 69 orang dipastikan tewas dan hampir 150 orang terluka setelah gempa bumi berkekuatan 6,9 skala Richter melanda lepas pantai provinsi pulau Cebu, Filipina tengah.
Survei Geologi Amerika Serikat mengatakan gempa bumi terjadi pada pukul 21:59 waktu setempat pada hari Selasa (13:59 GMT) di ujung utara Pulau Cebu dekat Bogo, sebuah kota dengan sekitar 90.000 penduduk, diikuti empat gempa bumi berkekuatan 5 atau lebih tinggi di daerah tersebut setelah gempa pertama.
Jumlah korban tewas baru yang dikonfirmasi, Rabu (1/9/2025) merupakan peningkatan tajam dari 26 orang yang dilaporkan tewas sebelumnya oleh Dewan Pengurangan dan Manajemen Risiko Bencana Nasional negara itu dan diperkirakan akan terus meningkat.
Tim penyelamat bergegas mencari korban selamat. Tentara, polisi, dan relawan sipil, didukung oleh ekskavator dan anjing pelacak, dikerahkan untuk melakukan pencarian korban selamat dari rumah ke rumah.
“Kami masih berada di masa emas pencarian dan penyelamatan,” ujar Wakil Administrator Kantor Pertahanan Sipil Bernardo Rafaelito Alejandro IV dalam jumpa pers. “Masih banyak laporan tentang orang-orang yang terjepit atau tertimpa reruntuhan.”
Pemerintah daerah telah mengumumkan keadaan bencana di beberapa wilayah Cebu. Gempa tersebut menyebabkan pemadaman listrik dan meruntuhkan bangunan. Televisi lokal menayangkan para pengendara sepeda motor terpaksa turun dari motor mereka dan berpegangan pada pagar pembatas saat sebuah jembatan di Cebu berguncang hebat.
Pemerintah Provinsi Cebu mengeluarkan seruan di halaman Facebook resminya agar para relawan medis dapat membantu pascagempa. “Kami masih menilai kerusakannya,” kata Pamela Baricuatro, Gubernur Cebu, dalam sebuah video yang diunggah di media sosial.
“Namun, situasinya bisa lebih buruk dari yang kita duga,” kata Baricuatro, seraya menambahkan bahwa ia telah menghubungi kantor presiden dan meminta bantuan.
Baricuatro kemudian mengatakan bahwa sejumlah rumah dan sebuah rumah sakit rusak, dan tim medis darurat dikerahkan untuk merawat warga yang terjebak dan terluka. “Kami sudah mengirimkan tim trauma ke sana. Dokter dan perawat sedang dalam perjalanan,” kata gubernur kepada stasiun radio DZMM. “Kami membutuhkan obat-obatan, makanan, dan tim medis.”
Institut Vulkanologi dan Seismologi Filipina mengimbau warga di Provinsi Cebu, Leyte, dan Biliran untuk menjauhi pantai karena adanya gangguan permukaan air laut kecil, dan waspada terhadap gelombang yang tidak biasa.
Permohonan Makanan dan Air
Alfie Reynes, wakil wali kota kota San Remigio, yang terkena dampak gempa bumi parah, mengimbau agar disediakan makanan dan air bagi para pengungsi, serta peralatan berat untuk membantu pekerja pencarian dan penyelamatan.
“Hujan deras dan listrik padam, jadi kami sangat membutuhkan bantuan, terutama di wilayah utara, karena terjadi kelangkaan air setelah jaringan pasokan rusak akibat gempa bumi,” ujar Reynes kepada radio DZMM.
Tujuh kematian dilaporkan di San Remigio, termasuk di antara personel Biro Perlindungan Kebakaran dan tiga dari penjaga pantai. “Para korban sedang bermain basket di dalam kompleks olahraga ketika gedung itu runtuh,” kata kapten polisi Jan Ace Elcid Layug.
Setidaknya 13 orang, empat di antaranya anak di bawah umur, juga dilaporkan tewas di Kota Bogo, dan dua kematian dilaporkan di kota Medellin dan Tabuelan, kata pejabat provinsi. Kuil Keuskupan Agung Santa Rosa de Lima, sebuah gereja di Daanbantayan, sebuah kota di Provinsi Cebu, mengatakan sebagian bangunan runtuh. Listrik juga padam di kota itu.
Filipina terletak di Cincin Api Pasifik, tempat aktivitas vulkanik dan gempa bumi sering terjadi, dan mengalami gempa bumi hampir setiap hari. Gempa berkekuatan 7 skala Richter pada Juli 2022 menewaskan sedikitnya lima orang dan melukai 60 orang. Pada bulan Desember 2023, gempa bumi besar lainnya mengguncang Filipina selatan, menewaskan sedikitnya satu orang dan memaksa ribuan orang mengungsi.