Korsel dan Korut Saling Intip Kediaman Pemimpin Sebagai Persiapan Perang
- VOA bilang resolusi gambar Google Earth lebih tinggi
- Korut mengklaim meluncurkan satelit mata-mata, untuk mengidentifikasi kedaiaman presiden Korsel.
JERNIH — Korea Utara (Korut) dan Korea Selatan (Korsel) saling intip kediaman pemimpin lewat satelit, yang akan menjadi target serangan rudal jika terjadi perang.
Korut memulai dengan merilis foto-foto Seoul, termasuk area sekitar kantor Presiden Yoon Suk-yeol dan Pelabuhan Incheon, seraya mengklaim foto-foto itu diambil prototipe satelit pengintai yang sedang dikembangkan.
Voice of America (VOA) mengatakan citra satelit komersial Google Earth dengan jelas menangkap kantor, kediaman, dan fasilitas utama pemimpin Korut Kim Jong-un di Pyeongyang.
Menurut VOA, tidak perlu meluncurkan satelit pengintai untuk melacak pemimpin Korut, karena foto Google Earth cukup mendapatkan pandangan jelas tentang tempat-tempat penting yang sering dikunjungi Kim Jong-un.
“Jika terjadi konflik dengan Korut, AS dan Korsel dapat segera menargetnay pergerakan pemimpin Korut dengan analisis yang tepat,” kata VOA.
Google Earth menampilkan kompleks pemerintah yang terdiri dari tiga bangunan terhubung, yang dikenal sebagai kompleis Partai Buruh Korea No 1. Di salah satu bangunan itulah Kim Jong-un berkantor.
VOA mengatakan seseorang yang memasuki kantor itu harus melewati tiga pos jaga dengan rute 600 meter, sebelum memasuki kompleks.
“Setelah puluhan foto satelit dari area yang diambil dari tahun 2000 hingga tahun lalu dirilis, siapa pun dapat mengamati dari dekat bagaimana area itu berubah,” kata VOA.
Menurut gambar Google Earth, bangunan utama Kompleks Partai Buruh Korea tidak berpenghuni dan tanpa atap hingga 2017. Tahun 2018, kompleks itu memiliki atap
Sebelumnya, ada dua lorong yang menghubungkan bangunan utama dan bangunan sebelah barat. Kini struktur bangunan tambahan dengan atap dibangun di sebelah salah satu lorong.
Sekitar 100 meter terdapat kediaman Kim Jong-un, yang dikenal dengan kediaman resmi No 15. “Saat ini di Pyeongyang, rumah-rumah besar dengan pintu masuk ke terowongan di sebelahnya dapat dengan mudah dilihat,” ujar VOA. “Itu dianggap sebagai kediaman resmi Kim Jong-un dan pejabat tinggi lainnya.”
Nick Hansen, pakar teknologi pencitraan yang berafiliasi dengan Pusat Keamanan dan kerjasama Internasional di Universitas Stanford, mengatakan Korut meluncurkan dua satelit ke orbit tapi saat saat mencapai orbit satelit itu gagal.
“Satelit pengintaian yang diklaim Pyeongyang tidak mungkin memiliki kinerja lebih tinggi dibanding satelit komersial AS,” kata Hansen.