Korut Uji Senjata Nuklir Bawah Air yang Bisa Hancurkan Pelabuhan dan Kapal Perang
- KCNA, kantor berita Korea Utara, menyebutnya senjata rahasia bernama Haeil.
- Karena sudah diuji coba, diberi nama, dan diutarakan kemampuannya, senjata itu bukan lagi rahasia.
JERNIH — Korea Utara (Korut), Jumat 24 Maret, mengklaim telah menguji senjata nuklir bawah air yang mampu menimbulkan tsunami radioaktif dan diam-diam menyerang lawan.
Korea Herald memberitakan saat yang sama Korut juga menggelar latihan rudal jelajah berhulu ledak nuklir, dan melakukan simulasi serangan rudal nuklir, sebagai cara mengecam latihan militer Korea Selatan (Korsel) dan AS.
KCNA, kantor berita resmi Korut, menuduh latihan militer kedua negara sebagai rencana menyerang dan menduduki Pyongyang.
Komisi Militer Pusat Partai Buruh (WPK) Korut memerintahkan larihan 21-23 Maret, untuk memperingatkan musuh akan krisis nuklir sebenarnya dan memverifikasi keandalan kekuatan nuklir sebagai pertahanan diri.
“Drone serangan nuklir bawah air dikerahkan di lepas pantai Distrik Riwon, Propinsi Hamgyong Selatan, hari Selasa, dan mencapai target di perairan Teluk Hongwon dan menghancurkannya dengan hulu ledak bawah air,” demikian KCNA.
Drone bawah air Korut itu diperkirakan menempuh jalur oval dan bentuk angka 8 di kedalaman 80 hingga 150 meter di Laut Timur selama 59 jam 12 menit.
Korut mengklaim drone yang dirancang untuk menyusup ke perairan operasional, dan membuat tsunami radioktif berskala super, dapat dikerahkan dari pantai mana pun atau ditarik oleh kepal selam.
Pyongyang mulai mengembangkan senjata nuklir bawah laut tahun 2012, untuk melampaui keunggulan militer dan tekniks pasukan imperialis, kata KCNA.
“Senjata rahasia ini diberi nama Haeil, drone nuklir bawah air. Penamaan diberikans aat kongres kedelapan WPK tahun 2021, dan telah mengalami 50 uji coba dalam dua tahun,” lanjut kantor berita Pyongyang itu.
Ledakan nuklir bawah laut di pelabuhan debanyak kapal perang dipastikan akan menimbulkan kerusakan menyeluruh dan melumpuhkan. Seluruh kapal akan terangkat ke udara setinggi ratusan meter, dan terjerembab hancur.