Kota New York Kesulitan Memakamkan Jenazah Korban Covid-19
New York — Pemerintah Kota New York kemungkinan akan dipaksa mengubur korban Covid-19 di taman kota, jika tingkat kematian tidak segera turun dalam beberapa hari terakhir.
Mark Levine, ketua Komite Kesehatan New York, mengatakan; “Kami menghindari kejadians seperti di Italia, ketika militer dipaksa mengumpulkan mayat dari gereja dan jalan-jalan.”
Menurut Levine, seperti diberitakan Business Insider, New York kemungkinan akan menggali parit untuk mengubur lima peti mayat dalam satu baris.
“Ini cara bermartabat, tertib, dan sementara,” kata Levine. “Namun, sulit bagi penduduk New York menerima kenyataan ini.”
Seorang juru bicara Kepala Penguji Medis New York City membantah rencana itu. Menurutnya, tidak ada rencana mengubur jenazah korban Covid-19 di taman kota.
“Namun jika kematian terus tinggi, skenario sangat memungkinkan,” katanya.
Walikota Bill de Blasio punya usulan lain, yaitu menggunakan Paul Hart — pemakaman berusia 150 tahun — sebagai pemakaman sementara.
Pulau Hart terletak di bagian timur wilayah Bronx, New York City. Satu juga orang dimakamkan di pulau ini. Banyak pemakaman tanpa nama dan tanpa tanda.
“Kami akan memperlakukan setiap keluarga dengan bermartabat, rasa hormat, dan dimakamkan sesuai agama untuk mereka yang taat,” kata De Blasio.
Covid-19 menginfeksi lebih 123.160 orang di seluruh bagian New York, dan menewaskan sedikitnya 4.159 orang. Sebanyak tiga ribu kematian terjadi di New York.
FoxNews melaporkan seluruh kamar jenazah rumah sakit dipenuhi mayat korban Covid-19. Fasilitas pendingin OCMC di Manhattan dan Brooklyn, misalnya, akan segera kelebihan kapasitas. (mufid md)