Lebih dari 250 Media Dunia Protes Pembunuhan Jurnalis Gaza oleh Israel

Para peserta protes tersebut menuntut diakhirinya impunitas atas kejahatan Israel terhadap wartawan Gaza, evakuasi darurat wartawan yang ingin meninggalkan Jalur Gaza, dan agar pers asing diberikan akses independen.
JERNIH – Lebih dari 250 media di lebih dari 70 negara telah menggelar protes di halaman depan yang menyoroti pembunuhan lebih dari 200 jurnalis dalam perang Israel di Gaza.
“Dengan tingkat pembunuhan jurnalis di Gaza oleh tentara Israel, sebentar lagi tak akan ada yang tersisa untuk memberi Anda informasi,” ujar Thibaut Bruttin, direktur umum kelompok kebebasan media Reporters Without Borders (RSF), dalam sebuah pernyataan Senin (1/9/2025).
Protes tersebut, yang juga didukung gerakan kampanye global Avaaz, ditampilkan di situs web outlet berita termasuk Al Jazeera, surat kabar Inggris The Independent, surat kabar Prancis La Croix dan L’Humanite, dan surat kabar Jerman Tageszeitung dan Frankfurter Rundschau, menurut RSF.
Menurut data RSF, sekitar 220 jurnalis tewas selama perang Israel di Gaza sejak dimulai pada 7 Oktober 2023. Analisis independen oleh Al Jazeera mengungkapkan bahwa setidaknya 278 jurnalis dan pekerja media telah dibunuh oleh Israel selama 22 bulan terakhir, termasuk 10 orang dari jaringan tersebut.
Aksi protes hari Senin itu digelar seminggu setelah lima wartawan – Mohammad Salama dari Al Jazeera, juru kamera Reuters Hussam al-Masri, wartawan lepas Mariam Abu Daqqa yang bekerja untuk The Associated Press, Ahmed Abu Aziz dan Moaz Abu Taha – tewas dalam dua serangan Israel di Rumah Sakit Nasser di Khan Younis di Gaza selatan.
Pada awal Agustus, enam jurnalis, termasuk Anas al-Sharif dari Al Jazeera, tewas dalam serangan udara Israel terhadap sebuah tenda yang melindungi para pekerja media di luar gerbang utama Rumah Sakit al-Shifa di Kota Gaza. Serangan tersebut menargetkan al-Sharif.
Totalnya, tujuh orang tewas dalam serangan itu, termasuk tiga staf Al Jazeera lainnya – koresponden Mohammed Qreiqeh, 33 tahun, dan juru kamera Ibrahim Zaher, 25 tahun, dan Mohammed Noufal, 29 tahun.
Para peserta protes tersebut “menuntut diakhirinya impunitas atas kejahatan Israel terhadap wartawan Gaza, evakuasi darurat wartawan yang ingin meninggalkan Jalur Gaza, dan agar pers asing diberikan akses independen”, kata pernyataan RSF.
Kelompok media tersebut mengatakan telah mengajukan empat pengaduan ke Mahkamah Kriminal Internasional atas kejahatan perang yang dikatakannya dilakukan tentara Israel terhadap wartawan di Gaza.
Media internasional telah ditolak akses bebasnya ke Jalur Gaza sejak perang meletus. Beberapa outlet terpilih telah menempatkan reporter di unit tentara Israel yang beroperasi di Gaza dengan syarat adanya sensor militer yang ketat. Israel telah membunuh sedikitnya 63.459 warga Palestina di Gaza, sebagian besar dari mereka wanita dan anak-anak, menurut Kementerian Kesehatan Gaza.