Lima Negara Laporkan Temuan Virus Korona pada Cerpelai
- Belum diketahui apakah virus korona yang ditemukan pada cerpelai di AS, Italia, Belanda, Spanyol, dan Swedia, juga hasil mutasi.
- Ada lima virus korona hasil mutasi pada cerpelai. Cluster 5 adalah virus korona hasil mutasi yang menghambat respon antibodi.
Jenewa –– Setelah Denmark, lima negara melaporkan temuan virus korona hasil pada cerpelai, hewan yang diternak untuk diambil bulunya.
AS, Italia, Belanda, Spanyol, dan Swedia, secara resmi melaporkan kasus Covid-19 pada cerpelai ke Badan Kesehatan Dunia (WHO).
Denmark melaporkan temuan virus korona yang bermutasi pada cerpelai. Belum jelas apakah virus korona yang ditemukan di cerpelai di Italia, Belanda, AS, Spanyol, dan Swedia, juga telah bermutasi.
Untuk mencegah penyebaran, Denmark memusnahkan 17 juta cerpelai, dan menutup wilayah peternakan di utara Jutlandia.
Sejauh ini Denmark melaporkan menemukan lima virus korona hasil mutasi pada cerpelai, dan menular ke 214 orang. Namun hanya satu, disebut Cluster 5, yang kurang sensitif terhadap antibodi.
Institut Serum Denmark mengatakan Cluster 5 ditemukan di tubuh sebelas orang yang dinggal di utara Jutlandia, dan satu warga Zelandia.
Ketika virus korona melompat dari manusia ke cerpelai di perternakan, protein lonjakannnya — yang memungkinkan virus menyerang sel — bermutasi untuk menginfeksi hewan dengan mudah.
Ketika virus korona hasil mutasi kembali ke manusia, antibodi kurang efektif.
Antibodi adalah protein pelawan penyakit, yang dibuat dan disimpan oleh sistem kekebalan untuk menyerang penyakit dengan menempel pada protein lonjakan virus.
Jika antibodi tidak dapat mengenai protein lonjakan, karena virus telah bermutasi, itu berarti tubuh harus berjuang menyerang virus dan kemungkinan menyebabkan infeksi kedua.
Ilmuwan telah mengetahui mutasi ini beberapa bulan sebelumnya, tapi masih harus mencari tahu apakah hasil mutasi benar-benar berbahaya.
Sempat muncul gagasan membunuh semua cerpelai, tapi rekomendasi itu baru disampaikan beberapa hari lalu ke pemerintah Denmark.
Sejumlah pakar juga masih menganalisa tiga klaster virus korona hasil mutasi di laboratorium. Sedangkan Cluster 1 relatif tidak menghambat respon kekebalan tubuh terhadap infeksi.