Mattarella-Draghi Tetap Jadi Presiden dan PM Italia, Investor Respons Positif
Presiden Mattarella menerima 759 suara dari 983 suara di majelis rendah, menyusul kesepakatan antara Draghi dan partai-partai utama Italia untuk mendukung petahana.
JERNIH – Setelah hampir sepekan gagal dalam pemilihan presiden, Parlemen Italia akhirnya berhasil mengatasi kebuntuan politik. Hasilnya, Sergio Mattarella kembali terpilih sebagai Presiden Italia. Sementara Mario Draghi tetap menjabat sebagai perdana menteri
Pilihan ini memberikan sentimen positif bagi investor. Hal ini mengingat penetapan mantan kepala Bank Sentral Eropa Mario Draghi tetap sebagai perdana menteri menepis kekhawatiran terjadinya gejolak perekonomian di negara itu.
Presiden Mattarella yang berusia 80 tahun itu menerima 759 suara dari 983 suara di majelis rendah, menyusul kesepakatan antara Draghi dan partai-partai utama Italia untuk mendukung petahana. “Pemilihan kembali Mattarella adalah berita fantastis bagi rakyat Italia,” kata Draghi, mengutip Bloomberg, Minggu (30/1/2022).
Seperti diketahui, Draghi pada awalnya telah digadang-gadang akan menerima posisi sebagai kepala negara. Namun, eks presiden European Central Bank (ECB) hingga 2019 ini digagalkan oleh anggota parlemen di pemerintahan persatuannya sendiri yang khawatir kembali terjadinya kekacauan politik tanpa Draghi sebagai pimpinan.
Hasil ini memberikan kelegaan kepada investor karena mengurangi potensi pemilihan umum lebih cepat dan membuat Draghi melanjutkan agenda reformasinya sampai pemilu berikutnya pada 2023. Mattarella sebelumnya mengatakan bahwa dirinya akan segera pensiun dan berencana menyewa apartemen di Roma. Pada akhirnya, Draghi sendiri yang meminta Mattarella tetap memegang kursi presiden untuk memecahkan kebuntuan.
Semua partai mendukung petahana kecuali Brothers of Italy pimpinan Giorgia Meloni. Mattarella menunjuk Draghi untuk memimpin pemerintahan di tengah kekacauan politik di awal pandemi Covid. Partai-partai di seluruh spektrum ideologis setuju untuk menangguhkan perebutan politik mereka dan mendukung Draghi.
Sejak ditunjuk pada Februari, Draghi (74) berhasil menyatukan kumpulan partai dan memulai reformasi ekonomi. Dia juga berhasil mendorong program vaksinasi secara agresif dan mengamankan 200 miliar euro (US$223 miliar) yang masuk ke dalam dana pemulihan Uni Eropa.
Dalam pidato akhir tahunnya di Roma, dia meyakini Italia akan tetap stabil jika pemerintah didukung oleh mayoritas yang sama seperti sekarang. Tantangannya ke depan adalah untuk menyuntuik energi baru ke administrasinya yang tengah kehilangan tenaga menjelang pemilu.
Seperti diketahui, presiden di Italia memiliki kekuasaan yang terbatas dan perannya lebih bersifat seremonial. Namun, tidak ada yang bisa menjadi perdana menteri kecuali mendapat izin dari presiden. Presiden juga berkuasa untuk membubarkan parlemen, yang berarti mereka dapat bertindak sebagai kekuatan stabilitas dalam krisis.
Selama 7 tahun mandatnya, Mattarella telah menunjuk empat pemerintahan yang berbeda dan menjadi simbol kesinambungan dan stabilitas. Setelah pemilihannya kembali, Mattarella mengutip pandemi Covid sebagai alasan untuk tetap bertahan, dengan mengatakan itu telah menyebabkan keadaan darurat kesehatan dan ekonomi yang membutuhkan “rasa tanggung jawab.” Lahir di Palermo pada tahun 1941, Mattarella menjabat sebagai menteri kabinet di beberapa pemerintahan. Dia juga pernah menjadi hakim di Mahkamah Konstitusi Italia. [*]