Crispy

Mengurai Sinyal Pensiun Tim Cook dan Kandidat CEO Apple

Era baru di Apple akan segera berlangsung. Pergantian kepemimpinan di Apple adalah momen monumental. Mengapa Tim Cook harus pensiun di saat Apple sedang di atas? Siapa pula penggantinya?

JERNIH –  CEO Apple, Tim Cook, dikabarkan tengah mempertimbangkan untuk mengundurkan diri dari jabatannya paling cepat tahun depan. Menurut laporan Financial Times, Dewan Direksi bersama jajaran eksekutif senior Apple disebut telah mempercepat persiapan suksesi kepemimpinan, dengan target transisi yang mungkin terjadi sekitar tahun 2026.

Jika Cook benar-benar mundur dalam satu hingga dua tahun ke depan, beberapa faktor utama diyakini menjadi pertimbangan, antara lain faktor usia. Cook baru saja memasuki usia 65 tahun, sebuah fase yang secara umum dianggap wajar untuk mulai memikirkan masa pensiun—terutama setelah lebih dari 14 tahun memimpin Apple.

Masa kepemimpinan Cook bahkan lebih lama dibanding founder Apple itu sendiri, mendiang Steve Jobs yang secara resmi sebagai CEO selama 11 tahun.

Dari sisi internal ini adalah transisi yang telah direncanakan matang. Apple terkenal sebagai perusahaan yang sangat metodis dalam perencanaan suksesi. Jika transisi dilakukan setelah laporan pendapatan besar di bulan Januari, pemimpin baru akan memiliki waktu ideal untuk beradaptasi sebelum event strategis seperti WWDC dan peluncuran iPhone.

Tentu pula Cook akan meninggalkan perusahaan pada momen terbaik. Cook disebut-sebut ingin mundur pada periode ketika Apple sedang berada di puncak performa finansial. Hal ini akan membuat warisannya sebagai CEO semakin kuat.

Menariknya, beberapa laporan juga menyatakan bahwa Cook tidak akan benar-benar pergi, melainkan berpotensi beralih menjadi Executive Chairman, posisi yang memberi pengaruh besar tanpa harus menjalankan operasional sehari-hari.

Kandidat Kuat

Nama yang paling banyak disebut sebagai calon penerus Tim Cook adalah John Ternus, yang saat ini menjabat sebagai Senior Vice President of Hardware Engineering di Apple.

Mengapa John Ternus?

Ternus kenyang pengalaman di sektor hrdware selama hampir 25 tahun. Ternus telah bergabung dengan Apple selama hampir seperempat abad. Ia memiliki pemahaman mendalam mengenai budaya, proses, dan visi jangka panjang perusahaan. Ia berperan penting dalam pengembangan banyak produk utama—mulai dari iPhone, iPad, Mac, hingga AirPods.

Kontribusi terbesarnya adalah kepemimpinan dalam migrasi Apple dari prosesor Intel ke chip buatan sendiri, yaitu Apple Silicon (Seri M). Langkah berisiko tinggi ini terbukti menjadi salah satu keputusan strategis terbaik Apple, meningkatkan performa dan efisiensi Mac secara signifikan.

Di era di mana kecerdasan buatan menjadi fondasi kompetisi industri teknologi, latar belakang hardware Ternus—terutama di bidang arsitektur chip—dinilai sangat tepat untuk membawa Apple menuju integrasi AI yang lebih dalam.

Ia adapalah representasi generasi kepemimpinan baru. Dengan usia 50 tahun, Ternus lebih muda dibandingkan banyak eksekutif senior Apple lainnya. Ia dianggap sebagai sosok yang berada di titik ideal: cukup berpengalaman, namun juga membawa perspektif segar untuk masa depan.

Dari 350 Miliar Dolar ke 4 Triliun Dolar

Sejak mengambil alih posisi CEO pada 2011—setelah kepergian Steve Jobs—Tim Cook berhasil mengubah Apple dari perusahaan inovatif menjadi salah satu korporasi paling bernilai dalam sejarah.

Pencapaian finansial Apple di bawah kepemimpinannya sangat evolusioner. K apitalisasi pasar Apple pada tahun 2011 berada di kisaran 350 miliar dolar (sekitar Rp 5.862 triliun).

Pada tahun 2025 (perkiraan), angka ini melonjak menjadi sekitar 4 triliun dolar (sekitar Rp 66.998 triliun), atau hampir 11,4 kali lipat pertumbuhan. Pendapatan tahunan Apple pada FY 2011 tercatat sekitar 108 miliar dolar.

Pada FY 2025 (perkiraan), pendapatan diproyeksikan mencapai 416 miliar dolar, atau sekitar 3,8 kali lipat dari titik awal Cook menjabat.

Dengan lonjakan nilai perusahaan dan reformasi struktur bisnis yang masif—termasuk diversifikasi ke layanan, perluasan ekosistem perangkat, dan efisiensi rantai pasok—Tim Cook meninggalkan jejak yang mungkin sulit disaingi oleh penerus mana pun.

Selama masa jabatannya, Tim Cook dikenal bukan hanya sebagai penerus Steve Jobs, tetapi juga sebagai arsitek strategi operasional yang mampu memperluas jangkauan Apple jauh melampaui ketergantungan pada iPhone. Di bawah kepemimpinannya, Apple berhasil melakukan transformasi besar-besaran melalui sejumlah terobosan penting.

Ekspansi Bisnis Layanan (Services)

Cook mengembangkan unit bisnis layanan menjadi salah satu pilar utama pendapatan Apple. Layanan seperti Apple Music, iCloud, Apple TV+, dan Apple Pay tumbuh pesat hingga mencetak pendapatan tertinggi dalam sejarah perusahaan. Divisi ini kini menjadi roda penggerak pertumbuhan yang stabil dan berulang (recurring revenue), mengurangi ketergantungan Apple pada penjualan perangkat.

Di era Cook, Apple meluncurkan beberapa kategori produk yang kemudian mendominasi pasar global. Apple Watch menjadi pemimpin pasar smartwatch dunia, sementara AirPods menciptakan fenomena baru di sektor audio wearable dan menjadi standar desain earbud nirkabel modern. Kedua produk ini membantu memperkuat ekosistem Apple sekaligus menambah miliaran dolar pendapatan tahunan.

Salah satu langkah paling bersejarah adalah transisi Apple dari prosesor Intel ke chip rancangan sendiri, yaitu Apple Silicon (seri M1, M2, hingga M3). Perubahan ini tidak hanya meningkatkan performa lini Mac secara signifikan, tetapi juga memperkuat kontrol Apple terhadap integrasi hardware dan software. Keputusan ini dipandang sebagai langkah strategis yang menyatukan kembali visi jangka panjang Apple.

Cook turut menanamkan nilai-nilai etika sebagai salah satu identitas utama Apple. Mulai dari penggunaan energi terbarukan, rantai pasokan yang lebih ramah lingkungan, hingga kebijakan privasi yang lebih ketat. Visi ini membantu Apple mempertahankan reputasinya sebagai perusahaan yang menomorsatukan keamanan dan kenyamanan pengguna.

Era Cook juga ditandai dengan lahirnya Apple Vision Pro, perangkat komputasi spasial yang menandai langkah Apple ke kategori teknologi baru. Produk ini menegaskan bahwa Apple tetap berambisi mendefinisikan masa depan interaksi manusia dengan komputer.

Kekayaan Tim Cook

Meski memimpin perusahaan dengan valuasi terbesar di dunia, kekayaan Tim Cook relatif lebih kecil dibandingkan para raksasa teknologi seperti Elon Musk atau Jeff Bezos. Hal ini karena Cook bukan pendiri Apple; sebagian besar kekayaannya berasal dari kompensasi sebagai eksekutif dan saham yang diterima berdasarkan kinerja.

Berdasarkan estimasi Forbes serta laporan keuangan hingga akhir tahun 2025, kekayaan bersih Tim Cook diperkirakan berada di kisaran 2.2 miliar  dolar  (sekitar Rp 36,84 triliun). Komponen terbesar kekayaan tersebut berasal dari kepemilikan sekitar 3,28 juta lembar saham Apple, ditambah kompensasi berbasis kinerja yang ia terima selama bertahun-tahun.(*)

BACA JUGA: Tim Cook Ternyata Beri Hadiah Trump Mac Pro Pertama

Back to top button