Muhammad Ihsan Ajak Pemuda Hindu Maknai Momen Galungan Untuk Perkokoh Persatuan Jelang Pilkada
- Peringatan Hari Raya Galungan dan Kuningan mengajarkan nilai-nilai kemenangan atas nafsu dan egoisme.
- Bersama Tina Nur Alam, Ihsan ingin memberikan contoh kepemimpinan yang inklusif dan mengayomi semua.
KONAWE — Calon Wakil Gubernur (Cawagub) Sultra La Ode Muhammad Ihsan Taufik Ridwan mengajak generasi muda umat Hindu memaknai Hari Raya Galungan dan Kuningan sebagai momentum memperkokoh toleransi dan kerukunan umat beragama menjelang pelaksanaan Pemilu.
“Kemenangan sejati dalam pilkada bukan hanya soal angka, tapi bagaimana kita bisa tetap menjaga persaudaraan setelahnya,” tutur putra politisi senior Golkar Sultra Ridwan Bae itu saat menghadiri perayaan Hari Raya Galungan di Pura Pusen, Desa Ulu Benua, Puasana, Kecamatan Amonggedo, Kabupaten Konawe, Rabu 25 September.
Untuk itu, lanjut cawagub dari generasi milenial, Ihsan memberi pesan khusus kepada kaum muda umat Hindu agar memanfaatkan momentum pilkada untuk merajut persatuan dan mendorong terciptanya kampanye damai.
Menurut Ihsan, peringatan Hari Raya Galungan dan Kuningan mengajarkan nilai-nilai kemenangan atas nafsu dan egoisme. Hal ini relevan dengan semangat pilkada yang damai, di mana setiap kandidat dan pendukungnya diharapkan mampu menahan diri dari sikap-sikap yang dapat memicu konflik.
“Generasi muda memiliki kekuatan untuk mempengaruhi jalannya kampanye, baik secara langsung maupun melalui media sosial. Mari kita manfaatkan kekuatan ini untuk menyebarkan pesan-pesan positif dan menolak provokasi,” ujar LM Ihsan.
Politisi Muda Golkar ini juga menuturkan pilkada adalah ajang untuk memperlihatkan kejujuran, integritas, dan tanggung jawab. Nilai-nilai ini juga sangat kental dalam perayaan Galungan dan Kuningan, sehingga bisa menjadi pedoman dalam menyongsong Pemilu yang berkualitas.
Ia juga mengatakan, bersama Tina Nur Alam sebagai calon gubernur Sultra, ingin memberikan contoh kepemimpinan yang inklusif dan mengayomi semua golongan. Karena pluralitas yang ada di Sultra merupakan modal sosial yang harus terus dijaga.
“Hari Raya Galungan dan Kuningan adalah pengingat bahwa dalam perbedaan, kita tetap bisa bersatu untuk tujuan yang lebih besar, termasuk dalam menjaga kualitas demokrasi,” katanya.