Myanmar Gelar Aksi Boikot Produk Bisnis Junta Militer

- Bisnis militer membentang sedemikian luas, mulai dari teh celup sampai hiburan.
- Mereka menguasi jasa layanan internet, bisnis eceran, tiga pabrik bir, dan lainnya.
JERNIH — Myanmar gelar kampanye ‘Stop Buying Junta Business’ sebagai protes atas kudeta militer.
Gerakan dimulai 3 Februari 2021, atau dua hari setelah kudeta militer Senin lalu, dengan tidak membeli produk perusahaan yang dikelola Tatmadaw — sebutan untuk militer Myanmar.
Di Myanmar, akibat berkuasa enam dekade, militer menguasai jaringan bisnis sedemikian luas; industri makanan, rokok, hiburan, provider internet, bank, perusahaan jasa keuangan, rumah sakit, pengeboran minyak, bisnis eceran, wholesale market, dan lainnya.
Produk yang dihasilkan adalah Myanmar Beer, Dagon Beer, Mandalay Beer, Mytel Telco Services, Ruby Cigarettes, Nann Myaing & Pyin Oo Lwin Coffee, teh celup Shwe Phi Oo, RS Kantharyar, 7th Sense Film, dan jaringan kereta api.
Tatmadaw bukan sekedar organisasi tentara, tapi konglomerat dengan jaringan bisnis paling luas di Myanmar. Pemimpin Tatmadaw adalah CEO kelompok usaha di sekujur Myanmar.
Ko Hein, penduduk North Dagon Township, mengatakan; “Saya akan mencari provider internet lain.” Pernyataan Ko Hein mengacu pada penggunaan luas Mytel, jasa layanan internet yang dikelola Tatmadaw.
Sejumlah selebrities mengukung aksi ini, dengan mengumumkan akan menolak tawaran untuk diendorse, atau bekerja sama, militer.