Nasionalis Hindu Pilih Wanita dari Komunitas Suku Kasta Terendah Sebagai Presiden India
- BJP bangga memilih wanita dari suku terendah sebagai presiden.
- Analis politik menilai kehadiran Droupadi Murmu tidak akan mengubah komunitas suku paling terpinggirkan.
JERNIH — India memilih Droupadi Murmu, politisi Partai Bharatiya Janata (BJP) dari komunitas suku Santhal yang sekian lama terpinggirkan, sebagai presiden.
“Selamat kepada SM Droupadi Murmu Ji atas prestasi ini,” kata PM India Narendra Modi di Twitter-nya.
Murmu berasal dari timur negara bagian Odisha. Ia adalah ‘wajah’ suku Santhal — salah satu suku terbesar di India dari 700 suku yang diakui, dan membentuk sembilan persen dari 1,4 miliar populasi India.
“Pada saat 1,3 miliar orang India memperingati Azadi Ka Amrit Mahotsav, seorang putri India yang lahir dari komunitas suku terpencil terpilih sebagai presiden,” lanjut PM Modi.
Murmu adalah wanita kedua setelah Pratibha Devisingh Patil, yang menjabat sebagai presiden India dan akan mengambil alih kursi kepresidenan dari petahana Ram Nath Kovind — yang masa jabatannya berakhir 25 Juli.
Dia bersaing dengan kandidat oposisi Yashwant Sinha, pemimpin senior BJP — nasionalis Hindu yang berkuasa saat ini — sebelum meninggalkan partai tahun 2018.
Sinha berselisih pendapat dengan Modi soal masalah ekonomi. Ia pernah menjabat menteri keuangan selama 1998-2002, dan menteri luar negeri 2002-2004. Sinha saat ini berusia 84 tahun dan dianggap terlalu tua.
BJP berharap kehadiran Murmu di kursi presiden meningkatkan upaya partai memenangkan pemilih suku dalam pemilihan di negara bagian Gujarat, Chhattisgarh, Rajashtan, dan Madhya Pradesh, tahun depan. Keempat negara bagian ini mencakup setengah dari populasi suku di India.
Nilanjan Mukhopadhyay, penulis dan analis politik nasionalis Hindu yang berbasis di Delhi, mengatakan kehadiran Murmu tidak serta-merta bisa diterjemahkan ke dalam perolehan elektroal.
“Kehadiran Murmu tidak signifikan bagi suku-suku di India,” katanya kepada ArabNews. “Ini hanya tokenisme.”
Murmu, kata Mukhopadhyay, tidak akan menjadi pengubah permainan PM Modi. Dampak paling signifikannya adalah kehadiran Murmu menempatkan partai-partai oposisi dalam kesulitan karena BJP akan mengatakan kami mendukung wanita dari suku terendah menghadapi seorang Hindu kasta tertingi.
Dalam demokrasi parlementer, peran presiden hanya pada urusan seremonial, melestarikan konstitusi, menunjuk hakim dan jaksa agung. Presiden India juga panglima tertinggi angkatan bersenjata, yang dapat menyatakan dan mengakhiri perang.
Jadi, masih menurut Mukhopadhyay, Murmu tidak akan membantu mengubah nasib suku-suku terpinggirkan yang termasuk dalam kasta terendah dalam hierarki Hindu.
“Kita melihat dalam lima tahun terakhir keadaan orang-orang terpinggirkan masih tetap sama,” kata Mukhopadhyay.