Crispy

New York Times: Pejabat Israel Minta Izin AS Membantai Sebanyak Mungkin Warga Sipil Gaza

  • Israel mengatakan bukankah AS melakukan hal serupa ketika menjatuhkan bom di Hirosihima dan Nagasaki.
  • Membunuh rakyat sipil untuk mengalahkan lawan juga dipraktekan AS di Eropa pada Perang Dunia II.

JERNIH — Pemerintah Israel mengatakan kepada pejabat AS keinginan membunuh sebanyak mungkin warga sipil Gaza untuk mengalahkan Hamas. New York Times memberitakan keinginan itu disampaikan pejabat Israel dalam percakapan pribadi dengan orang-orang dekat Presiden AS Joe Biden.

Presiden Joe Biden mendukung Israel mengebom Gaza, tapi menjadi lebih kritis terhadap tanggapan PM Israel Benjamin Netanyahu terhadap Hamas. Sikap Presiden Biden berkaitan dengan analisis berita krisis keamanan di Gaza.

Menurut New York Times, pemimpin Israel percaya korban sipil sedemikian besar adalah harga yang dapat diterima dalam kampanye militer. Pejabat Israel menggunakan logika pemboman yang menghancurkan yang dilakukan AS, termasuk penggunaan nuklir di Hiroshima dan Nagasaki, untuk memaksa Jepang menyerah.

Menurut pejabat Israel, AS juga melakukan hal serupa terhadap Jerman, dengan membom sasaran sipil untuk menjatuhkan moral Nazi Jerman pada Perang Dunia II.

Steven Donziger, pengacara dan aktivis, mengatakan kabar ini mungkin membantu menjelaskan skala besar kematian warga sipil dan anak-anak di Gaza saat ini.

“Mentalitas ini mungkin menjelaskan mengapa Israel menjatuhkan bom ke kamp pengungsi Jabalia yang padat, dan tidak melancarkan serangan darat skala besar untuk mengalahkan Hamas tapi terus membom warga sipil,” kata Donziger.

Mehdi Hassan, pembawa acara MSNBC, menandai paragraf dalam artikel New York Times sebagai hampir terkubur di tengah tulisan panjang.

Menurut New York Times, pemerintah Biden semula percaya mereka memperoleh dukungan untuk Israel seperti yang mereka peroleh saat mendukung Ukraina. Ternyata, hal itu tidak mungkin.

“Yang ada justru sebaliknya. Negara-negara di seluruh dunia, terutama negara berkembang, mengambil tindakan sebaliknya seiring jumlah korban yang luar biasa,” demikian New York Times.

Pejabat AS percaya PM Israel Benjamin Netanyahu tidak memiliki rencana apa yang harus dilakukan terhadap Gaza setelah pasukan darat menginvasi pemukiman padat Palestina itu.

Pentagon sempat meminta Israel menunda serangan darat untuk memberi waktu bagi Washington mengerahkan pertahanan udara di irak dan Suriah seraya bernegosiasi pelepasan sandera yang ditahan Hamas.

Namun, Israel menggelar invasi darat tanpa deklarasi sejak Jumat pekan lalu. Israel menghadapi kesulitan melawan Hamas. Rabu 1 November, Israel mengatakan 15 tentaranya tewas disergap Hamas.

AlmanarTV juga melaporkan pertempuran sengit jarak dekat di persimpangan Erez. Brigade al-Qassam menyerang tank dan kendaraan lapis baja Israel yang bersiap melakukan serangan.

Back to top button