Crispy

Novak Djokovic Lelah Tapi Menolak Pensiun

Novak Djokovic masih bintang besar tenis dunia, tetapi 2025 menjadi tahun penanda: pertarungan dengan generasi baru seperti Sinner dan Alcaraz kian kuat, sementara tubuhnya menandakan batas usia tak terhindarkan.

JERNIH –  Novak Djokovic, petenis legendaris Serbia yang berusia 38 tahun, kembali mengalami kekalahan menyakitkan di panggung Grand Slam. Di semi final US Open 2025, Djokovic dikalahkan oleh Carlos Alcaraz dengan skor straight set 6-4, 7-6 (4), 6-2. Alcaraz yang berusia 22 tahun, tampil dominan tanpa kehilangan satu set pun sepanjang turnamen.

Kekalahan ini bukan yang pertama bagi Djokovic melawan generasi muda di tahun ini, melainkan menjadi pola yang semakin terlihat jelas.

Tahun 2025 menjadi tahun yang penuh tantangan bagi Djokovic, terutama saat berhadapan dengan pemain muda seperti Jannik Sinner (24 tahun) dan Alcaraz. Sebelum US Open, Djokovic sudah tersingkir di semi final Wimbledon 2025 oleh Sinner dengan skor 6-3, 6-3, 6-4. Di pertandingan itu, Sinner mendominasi permainan, memanfaatkan kelemahan Djokovic yang tampak kesulitan mempertahankan ritme setelah memimpin di set ketiga.

Generasi Tua VS Generasi Muda

Perjalanan Djokovic melawan pemain muda di Grand Slam 2025 semakin menarik untuk diamati. Di Australian Open 2025, Djokovic berhasil mengalahkan Alcaraz di perempat final, tapi kemudian kalah di semi final dari Sinner.

Di French Open (Roland Garros) 2025, Djokovic lagi-lagi tersingkir di semi final, sekali lagi Sinner seakan melanjutkan tren kekalahan di tahap akhir. Secara keseluruhan, Djokovic mencapai semi final di semua empat Grand Slam tahun ini—prestasi yang hanya dia dan Sinner capai—tapi gagal melangkah lebih jauh karena bentrok dengan duo muda Italia-Spanyol ini.

Djokovic memiliki rekor 5-3 melawan Alcaraz secara keseluruhan, tapi di 2025, kekalahan di US Open menunjukkan pergeseran kekuatan.

Pertemuan-pertemuan ini tidak hanya menyoroti kebangkitan generasi baru, tapi juga bagaimana Djokovic, yang dulu mendominasi, kini sering kali kehabisan tenaga di set-set krusial. Di luar Grand Slam, Djokovic juga mengalami kekalahan mengejutkan seperti di Madrid Open 2025, di mana ia tersingkir di babak kedua.

Banyak analis bertanya: Apakah ini tanda akhir karier Djokovic? Jawabannya rumit. Di usia 38 tahun, Djokovic masih kompetitif dan menjadi pemain tertua yang mencapai semi final di semua Grand Slam dalam satu tahun.

Namun, kekalahan beruntun di semi final—tiga kali berturut-turut melawan Sinner atau Alcaraz—menunjukkan bahwa era dominasinya mungkin mulai pudar. Beberapa pakar seperti Tim Henman memprediksi bahwa Australian Open 2026 mungkin menjadi Grand Slam terakhirnya, meski Djokovic sendiri menolak rumor pensiun.

Faktor utama kekalahan Djokovic adalah usia. Tubuhnya mulai menunjukkan tanda-tanda kelelahan, terutama di set ketiga US Open di mana ia kehabisan gas setelah tiebreaker set kedua. Statistik menunjukkan penurunan dalam lima aspek kunci seperti kecepatan serve dan recovery, yang wajar untuk pemain seusianya.

Djokovic sendiri mengakui, “Kenyataannya adalah saya sudah terlalu tua untuk memenangkan grand slam,” setelah kekalahan di Wimbledon.

Di US Open, ia menambahkan, ” “Mereka terlalu bagus, bermain pada level yang sangat tinggi.” Ucapan yang merujuk ke anak-anak baru khususnya Alcaraz dan Sinner. Dua papan atas yang diprediksi akan menjadi seteru menyerupai era Federer dan Nadal.

Fisik yang menurun, ditambah dengan fokusnya pada keluarga dan pengurangan turnamen non-Slam, membuatnya lebih rentan. Meski begitu, Djokovic menekankan bahwa level tenisnya masih bagus, ” Saya senang dengan level tenis saya, tetapi, Anda tahu, itu hanya soal fisik saja.”

Analis seperti Joel Drucker percaya Djokovic masih bisa mengejar gelar ke-25, asal tubuhnya bertahan.

Djokovic menegaskan ia belum menyerah. Setelah kekalahan di US Open, ia berkata, “Saya tidak menyerah pada Grand Slam, saya akan terus berjuang.”

Ia berencana tampil di musim 2026, termasuk Grand Slam, dan mungkin ATP Finals 2025 sebagai kesempatan terbaik mengalahkan Sinner dan Alcaraz di permukaan indoor. Djokovic juga menyebutkan Wimbledon dan US Open tetap dalam rencananya, sambil menekankan keinginannya menikmati kompetisi meski sulit.

Pensiun besar-besaran seperti Roger Federer mungkin direncanakan, tapi bukan sekarang. Mungkin masih ada asa di grand slam 2026. (*)

BACA JUGA: Balas Dendam Sabalenka Antarkan Jadi Juara US Open 2025

Back to top button