Novelis Satanic Verses Salman Rushdie Ditikam Saat Hendak Berpidato
- Pers berspekulasi penyerangan berkaitan fatwa Ayatollah Khomeini.
- Hadi Matar, penyerang, belum mengungkap motif penyerangan terhadap Salman Rushdie.
JERNIH — Salman Rushdie, novelis kontroversil pengarang Satanic Verses, Jumat 12 Agustus diserang dengan senjata tajam saat hendak memberikan kuliah Institut Chautauqua, negara bagian New York.
Video yang diposting di Twitter menunjukan aparat keamanan mengerumuni panggung, dan Rushdie — kini berusia 75 tahun — tergeletak di lantai.
Penyerang ditangkap dan diidentifikasi bernama Hadi Matar, berusia 24 tahun, berasal dari Fairview, New Jersey. Ia ditangkap di tempat kejadian, setelah merobek leher Rushdie. Polisi belum menyebut motif penyerangan.
“Rushdie menderita luka sabetan di leher,” kata Kepolisian Negara Bagian New York dalam pernyataan singkat. “Dia diterbangkan dengan helikopter ke rumah sakit terdekat.”
Foto-foto yang belum diverifikasi dan beredar di media sosial menunjukan novelis Inggris-AS kelahiran India itu dibawa pergi dengan ambulan.
Sejumlah media berspekulasi serangan terkait fatwa Ayatollah Khomeini, pemimpin spiritual Iran, tahun 1989 yang menawarkan hadias atas kepala Rushdie. Fatwa dikeluaran setelah Khomeini menyatakan Rushdie menitas Nabi Muhammad lewat Satanic Verses.
Iran secara resmi menanggalkan fatwa itu tak lama setelah Khomeini meninggl. Tahun 2012 sebuah yayasan keagamaan di Iran menghidupkan kembali fatwa itu, dengan menawarkan hadiah 3,3 juta dolar AS (Rp 48,3 miliar) untuk kepala Rushdie.
Wartawan Associated Press yang menyaksikan penyerangan mengatakan Matar meninju Rushdie berkali-kali lalu menyerang dengan senjata tajam.
Penyerangan dilakukan saat Rushdie naik panggung Institusi Chautauqua dan diperkenalkan.
Martin Haskell, dokter yang bergegas memberi pertolongan, mengatakan luka Rushdie cukup serius tapi bisa dipulihkan. Henry Reese, pendiri Institusi Chautauqua, juga diserang dan mengalami luka di wajah.
Reese dan Rushdie dijadwalkan membahas AS sebagai tempat perlindungan bagi para jurnalis dan seniman di pengasingan.