Crispy

Pejabat Taliban Nikahi Paksa dan Perkosa Seorang Perempuan Afghanistan

  • Saeed Khosti, pejabat Taliban itu, mengatakan menikahi Elaha secara legal.
  • Elaha punya masalah keimanan, dan Khosti menceraikannya.

JERNIH — Seorang perempuan Afghanistan menuduh pejabat senior Taliban memaksanya menikah, dan berulang kali memperkosanya.

Elaha, demikian wanita itu menyamarkan dirinya, menyampaikan tuduhan dalam video yang diposting di media sosial dalam beberapa hari terakhir. Ia yakin kata-katanya dalam video itu adalah yang terakhir.

Dalam video itu Elaha menangis saat menceritakan dirinya dipukul dan diperkosa oleh Saeed Khosti, mantan juru bicara Kementerian Dalam Negeri Taliban.

Video itu dibuat di sebuah aparteman di Kabul, tempat pejabat Taliban mengurungnya setelah mencoba melarikan diri. Elaha meratap dan memohon untuk diselamatkan.

“Ini mungkin kata-kata terakhir saya. Dia akan membunuh saya, tetapi lebih baik mati sekali daripada matai setiap waktu,” kata Elaha dalam video yang muncul sejak Selasa lalu.

Elaha, menurut pengakuannya dalam video itu, bukan perempuan sembarangan. Ia mahasiswa kedoteran Universitas Kabul dan putri seorang jenderal intelejen pemerintahan sebelumnya.

“Saeed Khosti mengalahkan saya. Setiap malam dia memperkosa saya,” kata Elaha. “Saya mencoba melarikan diri ke Pakistan, tapi Taliban menangkap saya di persimpangan perbatasan dan membawa saya kembali ke Kabul. Sejak saat itu saya dikurung di sebuah apartemen.”

Tidak ada yang tahu di mana Elaha dan bagaimana nasibnya sejak video itu beredar. Pada Rabu 31 Agustus malam Mahkamah Agung Afghanistan mengatakan Elaha secara resmi ditangkap dan menghadapi tuduhan pencemaran nama baik.

Pada Kamis 1 September, Mahkamah Agung — dalam postingan Twitter — mengatakan posting penangkapan Elaha itu palsu. Perbedaan itu tidak serta merta diselesaikan, karena Mahkamah Agung dan Kementerian Dalam Negeri tidak menjawab permintaa komentar apakah Elaha ditangkap atau tidak.

Dalam tweet Rabu 31 Agustus, Khosti mengatakan telah menikahi Elaha dan menyangkal memperlakukannya dengan buruk. “Saya meyakinkan Anda bahwa saya tidak melakukan sesuatu yang ilegal,” kata Khosti.

Khosti bukan lagi juru bicara Kementerian Dalam Negeri, dan posisinya saat ini tidak diketahui.

Dalam postingan berikutnya, Khosti menulis; “Saya menceraikannya setelah tahu wanita punya masalah dengan imannya. Dia bahkan menghina kitab suci Al-Quran.”

Video Elaha dibagikan secara luas di Facebook, Twitter, dan WhatsApp, dan memicu gelombang seruan bantuan kemanusiaan dan kecaman terhadap Taliban dari aktivis perempuan.

Human Right Watch, mengomentari kasus Elaha, mengatakan tidak mengherankan jika pejabat Taliban merasa bebas melakukan pernikahan paksa, pemerkosaan, dan penyerangan.

Back to top button