Pembela HAM Filipina: Wapres Sara Duterte Terbiasa Bertindak Sebagai Penguasa
- Filipina di bawah Rodrigo Duterte diwarnai omelan kotor tengah malam dan penghinaan terhadap proses hukum.
- Sara Duterte mengikuti kebiasaan sang ayah dengan ngomel kotor, dan merasa kebal hukum.
JERNIH — Ancaman pembunuhan terhadap Presiden Filipina Ferdinand ‘Bongbong’ Marcos Jr yang dilontarkan secara terbuka oleh Wakil Presiden (Wapres) Filipina Sara Duterte menyita perhatian publik.
Pembela hak asasi manusia (HAM) mengatakan tindakan Sara Duterte, sebagai reaksi berlebihan atas penahanan kepala staf-nya, mencerminkan perilaku Rodrigo Duterte — ayahnya dan mantan presiden Filipina.
Philippine Star menulis pernyataan Sara Duterte yang mengancung kata-kata kasar dan kotor mengingatkan orang pada omelan larut malam Rodrigo Duterte dan penghinaan terhadap proses hukum.
“Ini semua tentang impunitas,” kata Senator Leila de Lima, saat peluncuran Jaringan Duterte Panagutin, Senin 25 November. “Ini semua tentang kesombongan, karena mereka terbiasa bertindak seperti penguasa.”
Jaringan Duterte Panagutin adalah koalisi terdiri dari pengacara, pembela hak asasi manusia, pemimpin agama, dan keluaga korban perang narkoba presiden Rodrigo Duterte yang menuntut pertanggungjawaban atas pembunuhan ribuan orang. Mereka juga ingin mencabut apa yang mereka gambarkan sebagai kepemimpinan Duterte dalam politik Filipina.
Peluncuran koalisi ini bertepatan dengan apa yang dilihat penyelenggara sebagai tanda-tanda impunitas berkelanjutan dari wakil presiden. Impunitas itu berupa penentangan kepada pihak berwenang menjalankan tugas menahan Zuleika Lopez doleh parlemen.
“Saya sebut ini murni drama Lopez, yang ditahan beberapa hari, dan Sara Duterte mengeluh berlebihan dan membuat kegaduhan,” kata De Lima dalam Bahasa Inggris dan Tagalog campur aduk.
Teddy Casino, mantan anggota kongres dan ketua Bagong Alyansang Makabayan, menarik hubungan langsung antara ucapan kasar dan kotor Rodrigo Duterte dengan kemarahan publik Sara Duterte.
“Peristiwa itu mengungkap bagaimana Sara Duterte bertindak tidak hanya sebagai anak nakal atau cumi-cumi yang berhak, tapi juga sebagai tiruan ayahnya,” kata Casino.
De Lima dan Casino menuyeru diakhirinya penggunaan platform publik oleh Keluarga Duterte untuk menimbulkan kekacauan dalam pemerintahan.
“Apa yang terjadi tahun depan jika mereka dan pengikutnya masih ada, terutama 2028? Kita tidak boleh membiarkan semua ini,” kata De Lima.
Casino mengatakan kegagalan meminta pertanggungjawaban Rodrigo Duterte, atas pembunuhan ribuan orang dalam perang narkoba, akan membuat penerusnya semakin berani mengulang pelanggarannya.
“Kegagalan meminta pertanggungjawaban membuka jalan bagi Sara Duterte mengulangi tindakan ayahnya,” kata Casino. “Pelanggaran hukum yang terus dilakukan Rodrigo Duterte dan putrinya menunjukan kegagalan total lembaga pemerintah meminta pertanggungjawaban pejabat tertinggi di negara ini.”