Crispy

Pembunuhan Mantan PM Jepang Shinzo Abe: Pengawal Punya 2,5 Detik Hentikan Pelaku

  • Setelah tembakan pertama meleset, pengawal punya 2,5 detik untuk melindungi Shinzo Abe.
  • Pengawal justru mengejar penembak, bukan melindungi mantan PM Jepang itu.

JERNIH — Delapan pakar keamanan sepakat mengatakan pengawal punya waktu 2,5 detik untuk menyelamatkan mantan PM Jepang Shinzo Abe dari aksi pembunuhan Tetsuya Yamagami.

Shinzo Abe ditembak dari belakang saat berpidato kampanye di Nara, 8 Juli 2022. Peluru pertama yang dilepas Yamagami dari senjata tak mengenai sasaran. Peluru kedua mengenai belakang kepala, dan Abe tersungkur bersimbah darah.

Menurut pakar keamanan yang meninjau rekaman pembunuhan itu, pengawal Abe punya 2,5 detik setelah tembakan pertama untuk menyelamatkan mantan PM Jepang itu.

Kegagalan melindungi Abe dari dua tembakan berikut merupakan serangkaian penyimpangan keamanan jelang pembunuhan. Pembunuhan ini mengejutkan publik Jepang karena di negara itu kekerasan senjata sangat jangan, yang membuat politisi berkampanye sangat dekat dengan publik.

PM Jepang Fumio Kishida mengakui telah terjadi penyimpangan keamanan, dan polisi mengatakan sedang menyelidiki masalah ini.

Setelah membiarkan Abe terlihat dari belakang, petugas keamanan mengizinkan penembak mendekat beberapa meter dari Abe. Kedatangan Yamagami nyaris tanpa pengawasan, dan itu terlihat dalam rekaman.

“Mereka seharusnya melihat penyerang dengan sangat sengaja berjalan dari arah belakang Abe dan melakukan intervensi,” kata kepala Global Threat Solutions, yang memberikan pengamanan kepada Joe Biden saat masih kandidat presiden AS.

Yamagami datang mendekat sampai jarak tujuh meter dari Abe sebelum melepas tembakan pertama. Peluru tak mengenai Abe, kata Yomiuri Shimbun mengutip tim investigasi. Yamagami melepas tebakan yang mengenai belakang kepala Abe pada jarak lima meter.

John Soltys, mantan Navy SEAL dan perwira CIA, mengatakan pengawal Abe tidak memiliki cincin keamanan konsentris di sekelilingnya. “Mereka tidak memiliki pengawasan apa pun di kerumunan,” kata Soltys, yang kini menjabat wakil presiden perusahaan keamanan Prosegur.

Polisi Prefektur Nara, yang bertanggung jawab atas keamanan kampanye Abe, menolak berkomentar.

Rekaman video menunjukan setelah tembakan pertama, Abe berbalik dan melihat dari balik bahu kiri. Dua pengawal berebut menghalangi dia dan si penembak. Salah satunya mengangkat tas hitam tipis Dua lainnya menuju penembak, yang bergerak lebih dekat.

Meski keamanan Abe menangani penyerang beberapa saat kemudian dan menangkapnya, itu adalah tanggapan yang salah bagi aparat keamanan. “Tugas mereka adalah melindungi Abe, bukan mengejar penembak,” kata Mitsuru Fukuda, seorang profesor Universitas Nihon.

Yasuhiro Sasaki, pensiunan polisi prefektur Saitama, mengatakan; “Ada keamanan yang cukup tapi tidak ada rasa bahaya. Semua orang terkejut dan tidak ada yang pergi ke tempat Abe.”

Badan Kepolisian Nasional Jepang, yang mengawasi pasukan polisi, mengatakan pembunuhan Abe adalah akiabt kegagalan polisi memenuhi tanggung jawab mereka.

“Kami menyadari adalah masalah tidak hanya dalam respons di tempat, seperti pengaturan keamanan dan perlindungan, penempatan personel, dan prosedur keamanan mendasar, tapi juga cara Bada Kepolisian Nasional terlibat,” demikian pernyataan Badan Kepolisian Nasional Jepang.

Bisa Dihindari

Koichi Ito, mantan sersan di tim penyerangan khusus Departemen Kepolisian Metropolitan Tokyo, mengakan rekaman menunjukan empat pengawal berada di dalam pagar pembatas saat Abe berbicara. Politisi lokal Masahiro Okuni menguatkan pernyataan Ito.

Ketika Abe melangkah untuk berbicara, Yamagami terlihat bertepuk tangan. Saat Yamagami berjalan di belakang Abe, keamanan tampak tidak mengambil tindakan.

Abe seharusnya memiliki pengawal khusus yang membawanya pergi setelah tembakan pertama yang gagal. “Kami akan mencengkeram ikat pinggang dan kerahnya, melindunginya dengan tubuh kami, dan membawanya menjauh,” kata Dinas Keamanan Diplomatik AS yang bertugas melindungi diplomat senior dan pejabat asing.

Katsuhiko Ikeda, mantan inspektur jenderal polisi Tokyo yang menjalankan keamanan KTT Kelompok Delapan 2000 dan 20008, mengatakan situasinya akan berkembang sangat berbeda jika detil keamanan Abe cukup dekat untuk melindunginya dalam satu atau dua detik.

Ito, mantan sersan polisi, mengatakan keamanan bisa menghentikan tembakan pertama jika waspada dan berkomunikasi. “Bahkan jika terlewatkan, adalah lebih dari dua detik sebelum tembakan kedua. Jadi, mereka pasti bisa mencegahnya,” katanya.

“Jika terlindung dengan benar, pembunuhan Abe bisa dihindari,” lanjutnya.

Back to top button