Pemenang Nobel Perdamaian 2006 Muhammad Yunus: Dipuji Dunia, Terancam Penjara 12 Tahun
- Muhammad Yunus mendirikan Grameen Bank dan mengentaskan jutaan orang miskin.
- PM Bangladesh Sheikh Hasina berusaha memenjarakannya dengan tuduhan menghisap darah orang miskin.
JERNIH — Muhammad Yunus, peraih Nobel Perdamaian 2006 dan dipuji dunia berkat kerja hebat mengentaskan kemiskinan di Bangladesh, Kamis 5 Oktober menghadapi Badan Pengawas anti-Korupsi yang menghujaninya dengan berbagai tuduhan.
Yunus, kini berusia 83 tahun, mengentaskan keluarga miskin Bangladesh lewat Grameen Bank — lembaga keuangan perintis kredit mikro. Namun, ia berselisih dengan PM Sheikh Hasina, yang menuduhnya menghisap darah jutaan orang miskin.
Ia menghadapi 175 kasus pidana, dan akan dihadapkan ke pengadilan perburuan terkait perusahaan bisnis sosial yang didirikannya di Bangladesh. Perusahaan itu bertujuan menciptakan lapangan kerja, dan memberi layanan kepada rakyat miskin.
Abdullah al Mamun, pengacara Muhammad Yunus, mengatakan kliennya harus mempersingkat perjalanan ke markas PBB di New York untuk menghadiri sidang Komisi anti-Korupsi di Dhaka.
“Klien saya saat ini sedang diinterogasi oleh pejabat anti-korupsi sebagai bagian penyelidikan,” kata Khaja Tanvir Ahmed, salah satu pengacara Muhammad Yunus, kepada AFP.
Yunus tidak sendiri. Bersamanya, tujuh pejabat Grameen Telcom — sebuah perusahaan bisnis sosial yang didirikan pemenang Nobel Perdamaian 2006 itu — juga menghadapi tuduhan pencucian uang dan menggelapkan 250 juta taka, atau Rp 38,9 miliar.
Muhammad Yunus, menurut pengacaranya, menghadapi hukuman sampai 12 tahun penjara jika terbukti bersalah. Ahmed mengatakan kliennya tidak bersalah atas semua tuduhan.
“Kasus-kasus ini adalah bagian dari pelecehan terus-menerus terhadap Prof Muhammad Yunus,” kata Ahmed.
Agustus lalu, 160 tokoh global — termasuk mantan presiden AS Barrack Obama dan mantan sekjen PBB Ban Ki-moon — menerbitkan surat bersama yang menentang pelecehan yudisial terus-menerus terhadap pioneer kredit mikro itu.
Selain keduanya, 100 pemenang Nobel juga menandatangani surat itu. Mereka mengkhawatirkan keamanan dan kebebasan Yunus.
Yunus dianugerahi Nobel Perdamaian 2006 berkat karyanya mendorong pembangunan ekonomi. Ia memberantas kemiskinan ekstrem di Bangladesh dengan menawarkan pinjaman keuangan mikro kepada puluhan juga perempuan pedesaan melalui Grameen Bank — lembaga keuangan yang didirikan tahun 1980-an.
Tahun lalu, pengawas anti-korupsi Bangladesh memerintahkan penyelidikan luas terhadap perusahaan-perusahaan yang dipimpin Yunus.
PM Sheikh Hasina menyerangnya secara pribadi, menyalahkan Yunus atas penarikan Bank Dunia dari proyek jembatan dekat Dhaka yang terperosok dalam korupsi.
Ketika jembatan itu selesai dibangun dan diresmikan, PM Sheik Hasina mengatakan Muhammad Yunus harus ditenggelamkan ke dalam sungai karena membahayakan penyelesaiannya.