Pemerhati Hewan Sidak ke Faunaland Ancol: Dugaan Inses Induk Singa Thori Terbantah!
- Pihak Faunaland Ancol memperlihatkan silsilah induk Thori Si Singa, dugaan inses terbantah.
- Thori Si Singa ternyata menderita hip dysplasia, penyakit cacat genetik yang butuh penanganan khusus.
JERNIH — Beredar video di media sosial yang memperlihatkan seekor singa putih Faunaland Ancol terlihat lemas dan sering jatuh. Aktivis dan pemerhati hewan trenyuh dan melakukan inspeksi mendadak ke Faunaland untuk klarifikasi.
Christian Joshuapale, pendiri Animal Hope Shelter, mengatakan pihaknya datang untuk mengetahui apakah Thori, nama singa itu, lahir dari inses atau perkawinan sedarah.
“Kami diperlihatkan bukti bahwa kedua induk Thori berasal dari dua negara berbeda,” kata Joshuapale, Jumat 2 Mei 2023. “Artinya, dugaan inses terbantah. Namun, pihak Faunaland tidak menunjukan surat-surat resmi kepemilikan Thori.”
Doni Herdaru, ketua Animal Defender Indonesia (ADI) yang terlibat dalam inspeksi mendadak, mempertanyakan diet, umur, dan kondisi kesehatan Thori.
“Thori ini mengalami satu kondisi hip dysplasia padahal umurnya baru 9 bulan, tapi kenapa bisa? Gangguan kesehatan hewan memang unik. Albino, misalnya, adalah cacat genetik,” kata Herdaru.
Herdaru mengatakan Faunaland juga telah melakukan sejumlah upaya agar kesehatan Thori bisa pulih, seperti terapi dan menjaga pola makan. Namun, hasilnya belum terlihat. Yang belum dilakukan adalah upaya operasi.
“Lalu kami juga bertanya dietnya seperti apa? Ternyata, dietnya didominasi daging putih, daging ayam, yang berpotensi menuju perbaikan,” kata Herdaru.
Namun, masih menurut Herdaru, dokter mengatakan suplementasi didapat dari daging merah dan multivitamin seperti perawatan kesehariannya.
Saat aktivis dan pemerhati hewan berkunjung ke Faunaland Ancol, Thori tak bisa ditemui karena masih banyak pengunjung. Berdasarkan penjelasan Faunaland, singa Thori memang tak ditampilkan kepada pengunjung karena memang kesehatannya yang tidak normal.
Menurut Doni, dugaan pelanggaran Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor P.40/Menhut-Ii/2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.52/Menhut-Ii/2006 Tentang Peragaan Jenis Tumbuhan dan Satwa Liar Dilindungi juga terbantahkan.
“Jadi dugaan pelanggaran Pasal 29 huruf f terbantahkan juga karena tidak untuk diperlihatkan. Karena ada waktu di mana pengunjung sudah selesai tutup jam 4, pengunjung mulai bergegas keluar tapi si Thori sudah keluar sudah mendapatkan haknya untuk bermain di area kandang dalam konteks dia terapi. Tapi ada pengunjung yang memvideokan lalu disebarkan oleh banyak pihak yang mungkin tidak sesuai dengan kondisinya,” ujarnya.
Dr Susana Somali, pemilik Pejaten Shelter, mengatakan hewan yang mengalami cacat memang tak boleh terlalu gemuk, karena akan menjadi beban di tubuh hewan.
Direktur Operasional Faunaland Ancol Adam Makalani Kasali mengatakan bahwa memang singa putih bernama Thori itu sakit karena cacat dari lahir.
“Sudah kami jelaskan apa yang terjadi karena memang cacat, pakannya semua sudah dicek sesuai. Ada lagi tidak boleh di exhibit (pamerkan), kami tidak melakukan itu, lalu juga pembicaraan apakah ini inbreeding (perkawinan sekerabat) makanya dia begitu? Sudah kami buktikan bahwa surat asal usul (induknya) satu Jerman satu Afrika,” kata Adam.
Sehingga, menurutnya, isu-isu yang beredar terkait penanganan singa Thori yang sempat viral itu hanyalah misperception. Pihaknya berterima kasih kepada publik dan pemerhati hewan yang telah peduli pada Thori.
“Ini harus menjadi pelajaran bahwa semua tempat harus care dengan satwa-satwa yang kekurangan, terlahir cacat dan lain lain,” katanya.
Adam mengatakan bahwa pihaknya sebisa mungkin akan menjaga satwa-satwa yang memang terlahir cacat. “Kami berharap dengan adanya temuan ini temen temen bisa bantu, saling support dan di tempat lain juga jangan sampai ada yang terlantar,” katanya.
Terakhir, Adam mengatakan bahwa pengawasan hewan di Faunaland Ancol ini juga sudah terbilang ketat dan semuanya dijalankan sesuai dengan prosedural.
Selanjutnya, dokter hewan Faunaland Ancol drh Febri Rizki Abdurahman mengatakan jika kondisi Thori jika diperhatikan mulai dari lahir hingga saat ini, terbilang sudah lebih baik.
“Apalagi dari dia lahir sampai sekarang sudah ada kemajuan dari dulu. Kita memang ngga mau melakukan inbreeding, inbreeding buat apa kalau misalkan hasilnya cacat. Kalau hasilnya cacat malah kita banyak biaya juga,” kata Febri.
Ia mengatakan jika pihaknya ingin memberikan kesempatan bagi Thori untuk tetap hidup, bahkan diharapkan bisa pulih dari kondisi cacat bawaan lahir tersebut.
“Kita malah tetap memberikan kesempatan untuk dia hidup dan kita berharap bisa pulih. Dia memang cacatnya bawaan lahir, jadi untuk berdiri dan berjalan memang agak kesulitan,” ujarnya.