Pemerintah Australia Ancam Hukum Warga Tak Patuh Cegah Virus Corona
JAKARTA-Pemerintah Australia memperingatkan warganya untuk mematuhi prosedur pencegahan penyebaran wabah corona. Pemerintah mengancam akan menghukum pengidap virus corona yang menolak perintah dan menolak melakukan prosedur untuk mencegah penyebaran wabah tersebut. Kewenangan pemerintah itu dilandasi Undang-Undang Biosekuriti.
Jaksa Agung Australia, Christian Porter, menyebut dalam UU Biosekurit ada berbagai aturan yang memberi kewenangan pemerintah untuk mengendalikan pergerakan warganya dalam penanganan wabah seperti virus corona ini.
Warga masyarakat dapat ditahan jika menolak untuk bekerja sama dengan petugas kesehatan. Masyarakat yang terpapar virus corona wajib memberi informasi di mana dan dengan siapa mereka telah melakukan kontak langsung, hingga wajib menjalankan program dekontaminasi.
“Tahanan akan menjalankan dekontaminasi atau memberikan informasi terkait di mana dan dengan siapa mereka telah melakukan kontak,” kata Porter, seperti dikutip Sky News Australia, Selasa (3/3/2020).
Pemerintah Australia juga berencana mendeklarasikan program yang diberi nama “zona kesehatan manusia”. Pada Zona tersebut setiap orang yamg memasuki maupun keluar dari area itu wajib dipindai,
Terkait dengan perkembangan penyebaran virus corona, CNN melaporkan, Dinas Kesehatan Queensland mengonfirmasi tambahan satu kasus baru di wilayah tersebut. Sehingga jumlah kasus positif corona di Australia mencapai 31 kasus, dengan satu orang korban meninggal.
Pasien terbaru adalah pria asal Cina berusia 20 tahun yang sebelumnya mengunjungi Dubai selama dua pecan, kemudian mengunjungi Australia. Saat ini kondisi pria ini dalam keadaan stabil.
Kasus virus corona di seluruh dunia diperkirakan telah mencapai angka 90.933 ribu orang, serta telah membunuh lebih dari 3.117 orang. Adapun pasien yang dinyatakan sembuh dari virus corona tercatat sebanyak 47.995 orang.
Cina masih memegang angka tertinggi sebagai negara yang terinfeksi virus corona yakni mencapai 80.144 orang. Dari jumlah tersebut, sekitar 2.944 penduduk Cina dinyatakan meninggal, sedangkan yang sembuh mencapai 47.225 orang.
(tvl)