Crispy

Penasehat Ekonomi Suu Kyi Ditahan Militer Myanmar

Turnell adalah warga negara asing pertama yang ditangkap militer Myanmar.

JERNIH-Setelah kudeta terhadap pemerintahan Aung San Suu Kyi, kini militer Myanmar mulai melakukan pembersihan terhadap orang-orang yang dianggap mempunyai hubungan dekat dengan Suu Kyi.

Seorang penasihat ekonomi asal Australia untuk pemimpin de-facto Myanmar Aung San Suu Kyi, yakni Sean Turnell, tak luput dari penangkapan dan penahanan oleh militer. Ia sempat menulis pesan singkat kepada Reuters pada Sabtu (6/2/2021), beberapa hari setelah Suu Kyi dikudeta.

“Saya kira Anda akan segera mendengarnya, tetapi saya ditahan,” tulisnya kepada Reuters. “Dituntut dengan sesuatu, tapi tidak yakin apa. Saya baik-baik saja dan kuat, dan tidak bersalah atas apa pun,” katanya dengan menambahkan emoji senyum.

Sejak saat itu komunikasi dengan Turnell terhenti karena tak dapat dihubungi. Selama pemerintahan Suu Kyi, Turnell menjabat sebagai direktur Institut Pembangunan Myanmar di ibu kota, Naypyidaw, tempat dia bermarkas sejak 2017.

Ia juga seorang profesor ekonomi di Macquarie University dan sebelumnya bekerja sebagai analis senior di Reserve Bank of Australia.

Turnell beberapa kali memposting ke akun twitter pribadinya, perasaan kecewanya setelah terjadi kudeta. Ia juga memposting keadaan dirinya dan mengkonfirmasi keselamatannya.

“Internet datang dan pergi, tetapi bukan kesedihan di wajah teman-teman Myanmar saya,” tulis Turnell di Twitter awal pekan ini.

Sejak kudeta terhadap Suu Kyi dan kekuasaan diambil alih militer, Turnell adalah warga negara asing pertama yang ditangkap militer Myanmar.

Militer selalu menyebut pemilu pada 8 November 2020 lalu yang  dimenangkan telak oleh Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) Suu Kyi, dituding penuh dengan penipuan dan kecurangan. Hal tersebut dibantah komisi pemilihan umum setempat.

Pengamat independen juga menilai pemungutan suara di Myanmar pada November lalu dinilai demokratis.

Sebelumnya pada Senin (1/2/2021), Suu Kyi bersama dengan Presiden Win Myint, dan para petinggi partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) ditahan oleh militer sebagai bagian dari kudeta. (tvl)

Back to top button