Peneliti Kanada Mengklaim Virus Korona Ditularkan ke Manusia Oleh Anjing
- Virus korona kali pertama menyebar ke anjing liar. Di penceranaan anjing, virus bermutasi.
- Genom dari virus korona anjing yang memiliki CpG mirip dengan yang virus korona penyebab Covid-19.
- Profesor Mick Watson tidak yakin dengan teori ini, karena berasal dari spekulasi tentang CpG dan ekspresi ZAP.
Ottawa — Sejumlah peneliti Universitas Ottama mengklaim virus korona berasal dari kelelawar, tapi ditularkan ke manusia oleh anjing.
Profesor Xuhua Xia, penulis utama laporan ilmiah itu, menyarankan skenario bahwa virus korona kali pertama menyebar dari kelelawar ke anjing-anjing liar.
Penyebaran terjadi anjing liar memburu kelelawar dan memakannya.
“Asal-usul virus korona penyebab Covid-10 sangat penting dalam krisis kesehatan dunia saat ini,” kata ahli biologi Universitas Ottawa itu seperti dikutip The Mirror.
Baca Juga:
–– Sepertiga Orang AS Percaya Virus Korona Buatan Manusia
— Peneliti AS dan Cina Temukan Virus Korona Mampu Membunuh Sistem Kekebalan Tubuh
— Tahun 2015 Bill Gates Meramalkan Kedatangan Virus Korona
“Pengamatan kami telah cukup untuk membentuk hipotesis baru mengenai transmisi awal virus,” katanya.
Menurutnya, nenek moyang virus korona terdapat di kerabat kelelawar. Virus menginfeksi usus anjing dan berevolusi cepat, dan melompat ke manusia.
“Ini menunjukan pentingnya pemantauan pada anjing liar dalam perang melawan Covid-10,” kata Profesor Xia.
Sebelumnya, trenggiling dan kelelawar sebagai penyebar virus ke manusia. Namun analisis kompleks dari mutasi virus korona penyebab Covid-19 mengesampingkan keduanya sebagai reservoir manusia.
Leluhur virus korona penyebab Covid-19 harusnya berasal dari tahun 1882 atau 1996. “Itu terlalu jauh,” kata Profesor Xia.
Akibanya, ilmuwan sepakat Covid-19 dimulai dari kelelawar. Virus ini sebenarnya telah ada sejak jutaan, dan telah bereovolusi ke berbagai strain yang membunuh ribuan orang, termasuk Ebola dan SARS.
Namun, manusia dan kelelawar tidak terinfeksi. Jadi, hewan lain yang terlibat mengubah virus menjadi berbahaya dan membunuh manusia.
Dalam studi itu, peneliti melihat protein antivirus kunci yang disebut ZAP, yang dapat menghentikan virus dengan mencegah multiplikasi serta menurunkan genomnya
Target virus adalah sepasang huruf kimia, yang disebut yang disebut dinukleotida CpG, dalam bit-bit DBNA yang disebut RNA.
Keduanya bertindak sebagai rambu sistem kekebalan seseorang mencari dan menghancurkan virus.
ZAP berpatroli di paru-paru menusia, dibuat dalam jumlah besar di sumsum tulang dan kelenjar getah bening.
Penelitian membuktikan bahwa virus dapat menyerang balik. Virus korona dapat menghindari ZAP, dengan melumpuhkan rambu CpG.
Profesor Xia mengatakan; “Pikirkan penurunan jumlah CpG dalam patogen virus sebagai peningkatan ancaman terhadap kesehatan masyarakat. Peningkatan CpG mengurangi ancaman patogen virus.”
Penelitian menunjukan hanya genom dari virus korona anjing yang memiliki CpG mirip dengan yang virus korona penyebab Covid-19.
Mereka juga mempengaruhi sistem pencernaan, masuk melalui protesin yang disebut ACE2 yang dibuat di usus menusia.
“Ini konsisten dengan interpretasi CpG rendah dalam Covid-19, yang diperoleh oleh leluhur yang berevolusi dalam sistem penceranaan mamalia,” katanya.
Interpretasi lebih jauh dikuatkan laporan bahwa pasien Covid-19 menderita ketidak-nyamanan pencernaan. Lebih rincinya, 48,5 persen pasien Covid-19 mengalami gejala pencernaan sebagai keluhan utama.
Manusia, kata Profesor Xia, adalah satu-satunya spesies ianng lain untuk menghasilkan genom virus korona dengan nilai CpG genomik rendah.
Sebuah studi terhadap 12 pasien pertama di AS menemukan satu melaporkan diare sebagai gajala awal sebelum demam dan batuk.
Tujuh dari sepuluh sampel tinja dinyatakan positiv Covid-19, termasuk tiga diare.
Anjing sering menjilat daerah anal dan genital, tidak hanya selama musim kawin tapi juga dalam keadaan lain. Perilaku ini memfasilitasi penularan virus dari pencernaan ke sistem pernafasan.
Namun tidak semua ilmuwan yakin akan kebenaran teori ini. Salah satunya Profesor Mick Watson, ketua Bioinformatics and Computational Biology di Roslin Institute.
“Teori virus korona penyebab Covid-19 berasal dari anjing lebih merupakan spekulasi tentang CpG dan ekspresi ZAP yang tinggi,” kata Profesor Watson.
“Ini spekulasi yang baik, tapi bukan bukti kuat,” katanya.