Crispy

Peneliti Ungkap Identitas Asli Jack the Ripper

  • Jack the Ripper adalah pembuat cerutu, pengidap epilepsi, pecandu alkohol, dan gila.
  • Ciri-ciri itu ada pada Hyam Hyams. Setelah Hyams ditangkap tidak ada lagi pembunuhan Jack the Ripper.

JERNIH — Siapa tak kenal Jack the Ripper, atau Jack Sang Penyayat, pembunuh berantai yang menghantui Victoria, London, sepanjang 1888 dan tak pernah tertangkap?

Selama 150 tahun identitas Jack the Ripper tak pernah diketahui. Nama Jack the Ripper pun diambil dari sepucuk surat yang ditulis seseorang yang mengaku sebagai pembunuh berantai. Setelah itu, nama Jack the Ripper menjadi sesuatu yang paling seksi bagi media.

Selalu ada upaya mengungkap identitas Jack the Ripper, dan salah satunya dilakukan peneliti Sarah Bax Horton.

Kepada Sunday Telegraph, Bax Horton mengatakan Jack the Ripper adalah pembuat cerutu pengidap epilepsi, pecandu alkohol, dan mengidap kegilaan setelah kehilangan pekerjaannya.

Bukti yang digali dari karakteristik fisik yang khas mengarahkan Bax Horton pada seorang pria bernama Hyam Hyams. Artinya, Jack the Ripper adalah Hyam Hyams.

Bax Barton menuliskan temuannya dalam One-Armed Jack: Uncovering the Real Jack the Ripper, yang akan terbit dalam waktu dekat.

Rekam media Hyams, yang diperoleh dari berbagai rumah sakit dan rumah sakit jiwa, cocok dengan deskripsi saksi tentang seorang pria berusia 30 tahun, bertinggi badan sedang, lengan kaku, lutut tertekuk, dan gaya berjalan tidak teratur.

Arsip Hyams menyebutkan cedera yang membuatnya tidak dapat membungkuk, lengan kiri yang tidak bisa memanjang, serta ketidak-mampuan meluruskan lutut, menyebabkannya berjalan dengan menyeret kaki. Bax Barton mengatakan semua itu disebabkan kerusakan otak akibat epilepsi.

Hyams menjadi ahli dengan pisau berkat pekerjaannya sebagai pembuat cerutu, tapi epilepsi dan kecanduan alkohol membuatnya harus keluar-masuk RS Jiwa. Kondisi Hyams terus menurun dengan cepat setelah kecelakaan yang membuatnya tidak dapat bekerja.

Di rumah, Hyams menyerang istrinya beberapa kali dan ditangkap setelah mengambil pisau untuk bunuh diri dan menghabisi ibunya.

Hyams menjadi sangat kejam setelah serangan epilepsi dan sejak saat itu Jack the Ripper menjadi nama yang selalu diingat setiap keluarga. Lima wanita, semuanya pelacur dan pengemis, disayat dan dimutilasi secara brutal di dalam dan sekitar Whitechapel selama periode tiga bulan tahun 1888.

Selama tiga bulan itu Jack the Ripper mengirim surat ejekan ke polisi. Beberapa surat disertai potongan ginjal manusia dan bagian tubuh lainnya. Tidak diketahui apakah penulis adalah Hyams. Yang pasti dalam surat itu si pembunuh menyebut diri Jack the Ripper.

“Tidak ada lagi pembunuhan Jack the Ripper setelah Hyams ditangkap polisi sebagai orang gila pengembara dan dimasukan ke RSJiwa tahun 1889,” kata Bax Horton. “Hyams meninggal di RSJiwa tahun 1913.”

Pembunuhan berantai Whitechappel tidak pernah terpecahkan meski polisi mewawancarai 2.000 orang dan menyelidiki lebih 300 tersangka. Bax Harton juga menyebut daftar panjang berisi 100 kemungkinan yang tidak mungkin dipersempit oleh penelitian lebih lanjut. Sebab, semua catatan polisi era itu hancur dalam pengeboman Nazi Jerman pada Perang Dunia II.

Back to top button