Crispy

Peraih Nobel Perdamaian Maria Ressa: Pemilu tak Punya Integritas Selama Medsos Sebar Kebohongan

  • Merancang media sosial yang menyampaikan berita itu memperkuat kebohongan.
  • Tidak ada pemilu berintegritas jika Anda tidak memiliki integritas fakta.

JERNIH — Maria Ressa, wartawan Filipina penerima Nobel Perdamaian, mengatakan pemilihan umum di seluruh dunia tidak dapat dilakukan dengan integritas selama media sosial memperkuat kebohongan atas fakta.

“Tidak mungkin memiliki pemilihan umum berintegritas jika Anda tidak memiliki integritas fakta. Saat ini itulah yang terjadi,” kata Ressa dalam konferensi pers di Oslo, Norwegia, usai menerima Nobel Perdamaian.

Ressa merujuk pada pemilu di Filipina, dan di negara lain. Namun, dia tidak menyebut satu pun negara itu.

“Merancang platform media sosial yang menyampaikan berita, itu memperkuat dan menyampaikan kebohongan di atas fakta,” lanjutnya.

Ressa menerima Nobel Perdamaian bersama Dimitry Muratov. Ressa adalah pendiri situs Rappler, dan terkenal dengan laporan investigasi, termasuk pembunuhan skala besar selama perang melawan narkoba yang dijalankan Presiden Filipina Rodrigo Duterte.

Muratov adalah pemimpin redaksi Novaya Gazeta, surat kabar di Rusia. Keduanya menerima penghargaan itu berkat upaya keras menjaga kebebasan berekspresi di era jurnalisme bebas, independen, dan berbasis fakta dikecam.

Ressa dan Muratov hidup di tengah post truth, ketika fakta diperdebatkan dan diserang dengan ujaran kebencian dan kebohongan. Keduanya kini berjuang keras agar pers kembali dipercaya.

Muratov mengatakan pemimpin otoriter merusak institusi demokrasi dengan bahaya perdamaian. “Kurangnya kepercayaan pada demokrasi berarti bahwa orang akan berpaling dari demokrasi dan mendapatkan diktator. Kediktatoran mengarah pada perang,” kata Muratov.

Ressa dan Muratov adalah jurnalis pertama, sejak Carl von Ossietzky menerima penghargaan serupa tahun 1935, yang memenangkan Nobel Perdamaian.

Von Ossietzky mendapatkan penghargaan itu karena mengungkap program senjata rahasia negaranya pascaperang.

Ressa dan Muratov berharap hadiah yang diterimanya mendorong generasi baru melawan kebohongan dan propaganda, serta membuat situasi lebih aman untuk generasi berikut.

“Saya berharap hadiah ini membuat wartawan lebih aman,” kata Ressa. “Kita, wartawan, harus terus melakukan pekerjaan kita.”

Back to top button