Crispy

Polisi Kenya Temukan 47 Korban Sekte Puasa Sampai Mati untuk Bertemu Yesus

  • Nama resmi sekte itu adalah Good News International Church.
  • Saat menggrebeg properti Pendeta Nthenge, polisi menemukan 15 pengikut kurus kering akibat puasa.

JERNIH — Polisi Kenya, Minggu 23 April, menemukan lagi 26 korban pengikut Good News International Church yang menyuruh anggotanya berpuasa sampai mati untuk bertemu Yesus. Jumlah korban keseluruan menjadi 47.

“Hari ini kami menggali 26 mayat lagi, menjadikan jumlah korban 47 orang,” kata Charles Kamau, kepala investigasi kriminal Malindi — kota pesisir di Kenya timur.

Sebelumnya, polisi menggali 21 mayat anggota sekte yang pengikutinya diyakini mati kelaparan. Penyelidikan dimulai setelah penangkapan Makenzie Nthenge bulan lalu.

Pendeta Nthenge datang ke kantor polisi setelah dua anggota sekte yang masih bocah mati kelaparan dalam tahanan orang tua mereka. Namun Nthenge dibebaskan dengan jaminan 100 ribu shilling Kenya, atau Rp 10,4 juta.

Belakangan, polisi meminta izin pengadilan untuk menahan Nthenge, untuk memuluskan penyelidikan atas kematian pengikut sekte. Informasi dari anggota masyarakat membuat polisi menggrebek properti Nthenge di Malindi.

Pada penggrebekan pertama, polisi menemukan 15 pengikut dalam keadaan kurus kering akibat tak makan berhari-hari. Polisi berupaya menyelamatkan semuanya, tapi empat meninggal.

Pengikut sekte yang masih hidup mengatakan mereka melaparkan diri untuk bertemu Yesus, seperti diajarkan pendeta.

Polisi juga diberi tahu adanya kuburan dangkal di sekujur tanah pertanian Nthenge. Sejak Jumat 21 April polisi mengerahkan penggali untuk mengungkap kebenaran kabar itu.

Di ruang tahanan polisi, Nthenge melakukan mogok makan dalam empat hari terakhir.

Pendeta Nthenge sebelumnya ditangkap dua kali. Pertama tahun 2019, dan terakhir Mei 2022, menyusul kematian anak-anak. Ia selalu dibebaskan dengan jaminan, meski kedua kasusnya dilimpahkan ke pengadilan.

Politisi lokal mendesak pengadilan untuk tidak lagi membebaskan Nthenge, yang menyebarkan aliran sesat di Malindi.

Back to top button