Crispy

Polri Ringkus Penyalur ABK WNI di Kapal China

JAKARTA- Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Awi Setiyono menerangkan, kondisi dua Anak Buah Kapal (ABK) asal Indonesia yang loncat dari kapal Fu Li Qing Yuan Yu 901 di Selat Malaka masih mengalami syok berat.

Keduanya, yakni Reynalfi (22) dan Andri Juniansyah (30) nekat kabur dari Kapal Lu Qing Yuanyu 901 dengan cara terjun ke laut sekitar perairan perbatasan internasional yang masuk wilayah Provinsi Kepulauan Riau, lantaran tidak tahan dengan perlakuan dan tindak kekerasan selama bekerja di atas kapal.

“Saat ini kedua korban ABK WNI asal NTB dan Pematang Siantar masih mengalami syok berat dan saat ini sedang menjalani konseling,” kata Awi kepada wartawan, Jumat (12/6)

Baca juga: Polisi Tetapkan Tiga Agen ABK WNI Kapal China Jadi Tersangka

Sebelumnya Satgas Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) Bareskrim Polri bekerjasama dengan Polda Kepri, dan Polda Metro Jaya berhasil meringkus agen penyalur Anak Buah Kapal (ABK) asal Indonesia (WNI) yang dipekerjakan di Kapal China Kapal Lu Qing Yuan Yu 901

Direktur Tindak Pidana Umum (Dir Tipidum) Bareskrim Polri Brigjen Ferdy Sambo menjelaskan agen penyalur dua ABK berinisial SF (44) itu berhasil ditangkap di wilayah Cileungsi, Bogor, Jawa Barat. Dari pemeriksaan awal diketahui bahwa SF dalam merekrut korban selalu mengiming-imingi korbannya dengan gaji besar.

“Pelaku melakukan dugaan TPPO dengan cara melakukan perekrutan dan pengiriman WNI dengan iming-iming (penipuan) gaji yang besar serta dieksploitasi untuk melakukan pekerjaan kasar,” kata Ferdy menjelaskan modus pengrekrutan ABK. , Jakarta, Kamis (11/6/2020).

Baca juga: Kemlu Akan Panggil Dubes China Agar Jelaskan Kematian dan Pelarungan ABK WNI

Menurut pengakuan kedua ABK yang berasal dari Indonesia tersebut, mereka nekat kabur karena sering dapat penyiksaan. Mereka melarikan diri dengan cara melompak dari kapal ke laut.

Reynalfi dan Andri direkrut PT Duta Putra Group, berkedudukan di Bekasi, Jawa Barat. Mereka direkut agen atau sponsor penyalur bernama Syafruddin. Dalam upaya mengajak mereka jadi ABK, keduanya dijanjikan akan memperoleh gaji Rp25 juta sebulan.

Adapun syarat untuk bisa diberangkatkan ke Korea Selatan, Reynalfi dan Andri harus membayar masing-masing Rp 40 juta dan Rp 45 juta sebagai biaya perekrutan.

Selanjutnya mereka diterbangkan dari Jakarta ke Singapura, dan sambal menunggu jadwal ke Korea Selatan, Reynalfi dan Andri disuruh ikut kapal ikan Lu Qian Yuan Yu 901 berbendera China yang kemudian menangkap ikan di perairan India.

(tvl)

Back to top button